"Kemudian naiklah rombongan besar orang Mesir bersama-sama dia, dan juga rombongan pembesar istana Firaun, dan semua pembesar tanah Mesir."
Gambar SVG: Karavan yang bergerak di bawah langit cerah
Ayat dari Kitab Kejadian pasal 50, ayat 9, ini menggarisbawahi momen krusial dalam kisah Yakub dan keturunannya. Setelah seratus tujuh puluh tahun hidup di tanah Kanaan, Yakub akhirnya harus berpulang ke tanah nenek moyangnya. Kepulangan jenazah Yakub dari Mesir ke tanah perjanjian Kanaan bukanlah sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah proses yang sarat makna spiritual dan historis. Ayat ini secara spesifik menyoroti skala dan kehormatan yang menyertai perjalanan tersebut.
Perintah yang diberikan Yakub kepada Yusuf sebelum kematiannya sangat jelas: ia ingin dimakamkan di gua Makhpela, di Hebron, bersama ayah dan ibunya. Perintah ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan Yakub dengan janji Allah kepada Abraham mengenai tanah itu sebagai warisan abadi bagi keturunannya. Keinginan ini juga menjadi bukti pentingnya akar dan identitas bagi Yakub. Walaupun telah hidup nyaman dan dihormati di Mesir, tanah kelahirannya tetap memiliki tempat yang tak tergantikan di hatinya.
Ayat 9, "Kemudian naiklah rombongan besar orang Mesir bersama dia, dan juga rombongan pembesar istana Firaun, dan semua pembesar tanah Mesir," memberikan gambaran yang sangat detail mengenai prosesi pemakaman. Bukan hanya keluarga Yakub dan orang-orang Israel yang terlibat, melainkan seluruh struktur kekuasaan Mesir turut serta. Ini menunjukkan tingkat rasa hormat dan penghargaan yang luar biasa dari bangsa Mesir terhadap Yakub, serta pengakuan atas pengaruh dan kedudukannya di negeri itu. Kehadiran rombongan besar ini juga mengindikasikan bahwa pemakaman tersebut bukan sekadar urusan pribadi keluarga, melainkan sebuah peristiwa kenegaraan yang penting.
Seluruh proses penguburan, yang dicatat dalam pasal 50 Kejadian, berlangsung selama tujuh puluh hari. Empat puluh hari dilakukan pengawetan jenazah sesuai dengan adat Mesir, dan kemudian tujuh hari perjalanan menuju Kanaan. Selama perjalanan ini, terlihat adanya demonstrasi kekuasaan dan persatuan yang luar biasa. Keberangkatan rombongan besar ini dari Mesir dan perjalanan mereka ke Kanaan menjadi saksi bisu tentang betapa Yakub telah menjadi bagian integral dari kehidupan Mesir, namun pada akhirnya kembali kepada akar dan tujuan yang lebih besar.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam momen duka dan perpisahan, ada keagungan dan makna yang dapat ditemukan. Prosesi pemakaman Yakub yang megah ini tidak hanya menghormati seorang patriark, tetapi juga menegaskan kembali janji Allah tentang tanah itu kepada keturunannya. Ini adalah permulaan dari perjalanan yang lebih besar, di mana bangsa Israel akan tumbuh menjadi bangsa yang besar, dipimpin oleh tangan Tuhan, dan memiliki tanah perjanjian mereka sendiri. Keberanian Yakub dalam mengingatkan Yusuf akan perintahnya, dan kemudian keberanian para pemimpin Mesir dalam mengabulkan permintaannya, menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan saling menghormati antar bangsa.
Kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya mengenang leluhur dan menghargai warisan. Penguburan Yakub di tanah perjanjian adalah sebuah pengingat terus-menerus bagi bangsa Israel mengenai asal-usul mereka dan janji Allah yang tak tergoyahkan. Semangat pengorbanan dan komitmen terhadap janji ilahi tercermin jelas dalam setiap aspek perjalanan ini. Dengan demikian, Kejadian 50:9 bukan hanya sekadar catatan historis, tetapi sebuah babak penting yang penuh dengan makna spiritual, persahabatan antar bangsa, dan janji masa depan yang cerah.