Perikop Kejadian 7:12 mengisahkan salah satu momen paling dramatis dalam catatan sejarah keselamatan umat manusia, yaitu dimulainya air bah besar yang melanda seluruh bumi. Ayat ini secara ringkas namun kuat menggambarkan durasi dan intensitas hujan yang menjadi pemicu bencana tersebut. "Dan hujan turun di bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya." Pernyataan ini bukan sekadar deskripsi cuaca biasa, melainkan sebuah peristiwa kosmik yang mengubah tatanan dunia.
Empat puluh hari dan empat puluh malam adalah periode waktu yang signifikan dalam tradisi Alkitab, seringkali melambangkan masa pengujian, persiapan, atau pemurnian. Dalam konteks air bah, periode ini menandai permulaan dari penghakiman ilahi yang radikal terhadap dosa dan kebejatan umat manusia pada masa itu. Hujan yang turun tanpa henti ini merupakan manifestasi konkret dari murka Tuhan terhadap kejahatan yang telah mengakar.
Tentu saja, di balik peristiwa alam yang dahsyat ini, terdapat sebuah kisah tentang iman dan ketaatan. Nuh, sebagai satu-satunya orang benar di tengah generasi yang sesat, diperintahkan oleh Tuhan untuk membangun bahtera. Bahtera ini bukan hanya sebuah kapal penyelamat, tetapi juga sebuah monumen kepercayaannya kepada firman Tuhan. Selama bertahun-tahun Nuh bekerja, membangun struktur raksasa yang menjadi harapan bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya, serta seluruh hewan yang turut serta di dalamnya. Ketaatannya menjadi bukti bahwa meskipun dunia diliputi kegelapan, cahaya iman tetap ada.
Ketika hujan mulai turun, itu adalah konfirmasi bagi Nuh dan keluarganya bahwa mereka telah masuk ke dalam perlindungan yang telah Tuhan sediakan. Empat puluh hari empat puluh malam hujan adalah sebuah periode yang sangat panjang dan menakutkan bagi siapapun yang berada di luar bahtera. Gambaran air yang menutupi gunung-gunung dan lautan yang meluap memberikan gambaran tentang kekuatan alam yang mengerikan, namun di dalam bahtera, ada kedamaian yang hanya bisa diberikan oleh Tuhan.
Ayat Kejadian 7:12 mengajarkan kita tentang kekuasaan Tuhan atas segala ciptaan, termasuk alam itu sendiri. Hujan yang turun begitu lebat dan berlangsung lama menunjukkan bahwa Tuhan dapat menggunakan elemen alam untuk melaksanakan kehendak-Nya. Namun, di sisi lain, kisah ini juga menekankan pentingnya mendengarkan dan taat kepada Tuhan, bahkan ketika perintah-Nya terdengar tidak masuk akal atau bertentangan dengan akal sehat. Melalui Nuh, Tuhan menunjukkan bahwa keselamatan selalu tersedia bagi mereka yang memilih untuk percaya dan berserah kepada-Nya, terlepas dari seberapa gelapnya situasi di sekitar mereka. Kisah air bah yang dimulai dengan hujan empat puluh hari empat puluh malam ini adalah pengingat abadi tentang keadilan dan belas kasihan Tuhan.