Keluaran 1:18 Perjuangan untuk Bertahan

Keluaran 1:18 - Kabar Baik untuk Kehidupan

"Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka. Mereka membiarkan bayi-bayi laki-laki hidup."

Kisah dalam Kitab Keluaran sering kali membawa kita pada momen-momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, sebuah perjalanan penuh tantangan dan manifestasi kebesaran Ilahi. Ayat 1:18 dari Kitab Keluaran ini, meskipun singkat, memuat makna yang mendalam tentang keberanian, iman, dan campur tangan ilahi yang tak terduga. Dalam konteks ini, kita melihat Firaun, penguasa Mesir yang merasa terancam oleh pertumbuhan pesat bangsa Israel di negerinya. Ketakutan dan keserakahan membawanya pada perintah kejam: membunuh semua bayi laki-laki Israel yang baru lahir. Namun, di tengah kegelapan perintah yang mengerikan itu, muncul cahaya harapan melalui tindakan dua wanita luar biasa: Sifra dan Pua, para bidan Ibrani.

Inti dari ayat ini adalah tindakan ketidaktaatan mereka terhadap perintah seorang penguasa duniawi, yang dilandasi oleh ketaatan yang lebih tinggi. Sifra dan Pua "takut akan Allah". Kata "takut" di sini tidak merujuk pada rasa ngeri yang melumpuhkan, melainkan pada penghormatan yang mendalam, rasa hormat yang mengarahkan mereka untuk memprioritaskan kehendak Tuhan di atas perintah manusia. Mereka menyadari bahwa hidup adalah anugerah suci dari Tuhan, dan mengakhiri kehidupan yang belum terlahir adalah pelanggaran terhadap hukum ilahi yang paling mendasar.

Keberanian mereka patut diacungi jempol. Menentang Firaun, yang memiliki kekuasaan mutlak, adalah tindakan yang sangat berisiko. Konsekuensi dari pembangkangan mereka bisa berarti kematian. Namun, mereka memilih untuk menghadapi risiko tersebut demi prinsip moral dan spiritual. Mereka tidak hanya menolak melakukan kekejaman, tetapi juga secara aktif melindungi kehidupan. Tindakan mereka menunjukkan bahwa iman yang sejati sering kali menuntut keberanian untuk berdiri teguh pada keyakinan, bahkan ketika menghadapi tekanan yang luar biasa.

Ayat ini menjadi pengingat yang kuat bahwa dalam situasi apa pun, selalu ada pilihan untuk berbuat benar, meskipun itu sulit. Ini adalah kisah tentang integritas moral dan kekuatan iman yang dapat melawan tirani. Fakta bahwa mereka "membiarkan bayi-bayi laki-laki hidup" bukan hanya sebuah aksi penyelamatan, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa kehidupan memiliki nilai intrinsik yang harus dijaga. Melalui tindakan sederhana namun heroik dari Sifra dan Pua, Tuhan mulai bekerja untuk memelihara umat-Nya, membuktikan bahwa bahkan dalam situasi yang paling suram, kasih dan perlindungan ilahi tetap ada, siap untuk bertindak melalui individu-individu yang berani dan taat.

Kisah ini mengajak kita untuk merenungkan tentang nilai-nilai yang kita pegang dalam kehidupan kita sendiri. Apakah kita memiliki keberanian yang sama untuk berdiri teguh pada kebenaran, bahkan ketika itu tidak populer atau berisiko? Apakah kita memprioritaskan ketaatan kepada prinsip-prinsip moral dan spiritual yang lebih tinggi dalam menghadapi tuntutan duniawi? Keluaran 1:18 adalah bukti abadi bahwa keberanian yang didasari iman dapat membawa perubahan dan melestarikan kehidupan. Ini adalah kabar baik yang terus bergema, menginspirasi kita untuk menjadi agen kebaikan di dunia yang sering kali penuh dengan tantangan.