"Ambillah serumpun hisop, celupkanlah ke dalam darah yang ada di dalam basa, dan sapukanlah pada ambang atas serta kedua tiang pintu; janganlah seorang pun keluar dari pintu rumahnya sampai pagi."
Ayat ini, yang diambil dari Kitab Keluaran pasal 12 ayat 22, merupakan bagian krusial dari instruksi Allah kepada bangsa Israel mengenai perayaan Paskah yang pertama. Perintah ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi memiliki makna simbolis dan teologis yang sangat mendalam, berkaitan erat dengan pembebasan dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini menandai malam di mana Allah akan membebaskan umat-Nya melalui sepuluh tulah terakhir, yang puncakanya adalah kematian anak sulung Mesir, sementara rumah-rumah orang Israel yang ditandai dengan darah anak domba akan dilewati oleh malaikat maut.
Perintah untuk mencelupkan hisop ke dalam darah anak domba dan menyapukannya pada ambang atas serta kedua tiang pintu rumah adalah sebuah tanda yang sangat spesifik. Darah ini berfungsi sebagai penanda bagi malaikat maut untuk "melewati" rumah-rumah orang Israel, melindungi mereka dari tulah yang dahsyat. Ketaatan terhadap perintah ini adalah kunci. Allah tidak meminta mereka untuk bersembunyi, tetapi untuk melakukan tindakan iman yang terlihat. Ini menunjukkan bahwa perlindungan ilahi seringkali datang sebagai respons terhadap ketaatan manusia. Hisop, tanaman yang biasa digunakan untuk pembersihan, juga menambah dimensi simbolis: darah yang menyelamatkan menyucikan dan melindungi.
Lebih dari sekadar kejadian historis, Paskah yang diperintahkan dalam Keluaran 12 memiliki resonansi yang jauh lebih besar, terutama dalam tradisi Kristen. Darah anak domba Paskah dipandang sebagai bayangan atau janji dari pengorbanan Yesus Kristus, yang disebut sebagai "Anak Domba Allah." Sama seperti darah anak domba melindungi umat Israel dari kematian, darah Kristus yang tercurah di kayu salib memberikan perlindungan dari dosa dan kematian kekal. Perintah untuk tidak keluar dari rumah sampai pagi juga menekankan pentingnya tetap berada dalam perlindungan Allah, tidak mencari jalan keluar sendiri atau mengabaikan instruksi-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Keluaran 12:22 tetap relevan. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman, ketaatan, dan pengakuan terhadap kuasa ilahi. Tanda-tanda yang diberikan oleh Allah, baik dalam bentuk simbolis maupun pengalaman pribadi, seringkali berfungsi sebagai pengingat akan kasih dan perlindungan-Nya. Memahami makna dari keluaran 12 22 mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan, menaati firman-Nya, dan merayakan kasih karunia-Nya yang terus menerus melindungi kita dari bahaya rohani maupun jasmani. Perayaan Paskah, baik dalam tradisi Yahudi maupun Kristen, terus menjadi pengingat akan pembebasan, pengorbanan, dan harapan baru yang dianugerahkan oleh Allah.
Perintah ini bukan sekadar sebuah ritual kuno, melainkan sebuah instruksi yang sarat makna teologis dan historis. Ia menjadi landasan bagi perayaan Paskah, sebuah tradisi yang terus dirayakan dan diperingati oleh jutaan orang. Pentingnya keluaran 12 22 terletak pada simbolisme darah yang membersihkan, melindungi, dan membebaskan. Ini adalah bukti dari campur tangan Allah yang aktif dalam sejarah umat manusia, menawarkan keselamatan dan pembebasan bagi mereka yang percaya dan taat.