Juga orang Israel berangkat dari Ra'ameses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu laki-laki yang berkaki, belum terhitung anak-anak.
Keluaran 12:38 mencatat sebuah momen monumental dalam sejarah bangsa Israel: keberangkatan mereka dari Mesir. Ayat ini bukan sekadar sebuah angka dan deskripsi geografis, melainkan penanda dimulainya sebuah perjalanan panjang menuju kebebasan yang dijanjikan. Disebutkan bahwa enam ratus ribu laki-laki yang berkaki, tidak termasuk perempuan, anak-anak, dan pendatang yang menyertai mereka, meninggalkan negeri Mesir. Angka ini sungguh mencengangkan dan menunjukkan skala migrasi besar-besaran yang terjadi, sebuah peristiwa yang menandai akhir dari perbudakan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Frasa "Ra'ameses ke Sukot" memberikan gambaran awal dari rute perjalanan mereka. Ra'ameses, yang kemungkinan besar adalah ibu kota atau kota penting di Mesir bagian timur laut, menjadi titik tolak. Sukot, yang berarti "kemah" atau "tempat tinggal sementara," menjadi tujuan pertama mereka. Perpindahan ini bukan hanya sekadar perubahan lokasi geografis, tetapi adalah lompatan iman dan keberanian dari kegelapan perbudakan menuju harapan kebebasan. Setiap langkah dari Ra'ameses adalah penolakan terhadap segala bentuk penindasan dan pengakuan atas kekuatan ilahi yang telah bekerja melalui Musa dan Harun.
Penting untuk dicatat bagaimana ayat ini menekankan "enam ratus ribu laki-laki yang berkaki." Perhitungan ini seringkali diartikan sebagai jumlah laki-laki dewasa yang mampu berperang atau setidaknya mampu melakukan perjalanan panjang. Jika kita memperhitungkan perempuan, anak-anak, dan orang tua yang ikut serta, total populasi yang meninggalkan Mesir bisa mencapai lebih dari dua juta jiwa. Bayangkan skala logistik, kebutuhan makanan, air, dan perlindungan untuk kelompok sebesar itu di tengah padang gurun! Hal ini semakin menegaskan bahwa peristiwa ini adalah karya ajaib yang melampaui kemampuan manusia biasa.
Keluaran 12:38 adalah pengingat kuat akan pentingnya peringatan dan perayaan. Peristiwa keluar dari Mesir ini kemudian dirayakan setiap tahun oleh bangsa Israel melalui Paskah. Paskah bukan hanya tentang mengingat peristiwa sejarah, tetapi juga tentang merayakan pembebasan dari perbudakan, baik secara fisik maupun spiritual. Ayat ini membingkai awal dari perayaan tersebut, momen ketika janji kemerdekaan mulai terwujud.
Bagi kita hari ini, Keluaran 12:38 mengajarkan tentang keberanian untuk meninggalkan zona nyaman demi sebuah tujuan yang lebih besar. Ini berbicara tentang iman yang teguh di hadapan kesulitan yang tampaknya tak teratasi. Sama seperti bangsa Israel yang dipimpin keluar dari Mesir, kita pun dipanggil untuk melepaskan diri dari perbudakan dosa, ketakutan, dan segala hal yang membelenggu kehidupan kita. Perjalanan menuju kebebasan sejati adalah sebuah proses, dan seperti bangsa Israel yang memulai langkah pertama mereka dari Ra'ameses, kita pun diajak untuk berani melangkah menuju pembebasan yang ditawarkan. Angka "12 38" dalam konteks ini menjadi simbol awal dari sebuah kisah besar tentang pembebasan, identitas, dan penebusan yang terus bergema hingga kini.