Keluaran 14:7

"Ia menjemput kereta-kereta perang dan seluruh kereta perang Mesir, dan para perwira sekalian serta seluruh balatentara mereka."

Kisah yang termaktub dalam Kitab Keluaran, khususnya pasal 14 ayat 7, membuka tirai akan salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah bangsa Israel: pelarian dari perbudakan di Mesir. Ayat ini secara spesifik menyoroti respons Firaun dan pasukannya ketika menyadari bahwa bangsa Israel telah melarikan diri. Firaun, yang tadinya diperbudak oleh kesombongan dan penolakan untuk melepaskan umat pilihan Allah, kini mengerahkan seluruh kekuatan militernya.

Kalimat "Ia menjemput kereta-kereta perang dan seluruh kereta perang Mesir, dan para perwira sekalian serta seluruh balatentara mereka" menggambarkan kegeraman dan tekad Firaun untuk mengejar. Kereta perang pada masa itu merupakan simbol kekuatan militer yang luar biasa, dilengkapi dengan kavaleri dan prajurit pilihan. Pengumpulan seluruh aset militer ini menunjukkan skala ancaman yang dihadapi oleh Israel di belakang mereka. Pemandangan yang harus mereka lihat kemungkinan besar adalah debu yang mengepul dari ribuan kereta perang dan derap langkah pasukan yang siap menghancurkan harapan kebebasan mereka.

Keluaran 14:7 bukanlah sekadar deskripsi militer, tetapi merupakan penanda kritis dalam narasi keselamatan. Ini adalah titik di mana iman Israel diuji hingga batasnya. Mereka berada di antara lautan merah yang tak tertembus di depan dan pasukan Mesir yang ganas mengejar di belakang. Situasi ini tampaknya mustahil, menciptakan momen keputusasaan yang mendalam.

Namun, di tengah ketakutan dan keputusasaan itulah, Allah Israel bekerja. Perintah-Nya kepada Musa untuk menyuruh bangsa Israel maju, dan kemudian mukjizat pembelahan Laut Merah, menunjukkan bahwa kekuatan manusia, sekaya dan sebanyak apa pun, tidak sebanding dengan kuasa ilahi. Ayat ini, meskipun menceritakan persiapan musuh, secara implisit mempersiapkan panggung untuk demonstrasi kuasa Allah yang luar biasa.

Keluaran 14:7 mengajarkan kita tentang sifat kejahatan dan bagaimana ia sering kali bereaksi dengan kekuatan besar ketika kebebasan dan kebenaran mulai menang. Namun, ia juga menjadi pengingat bahwa bahkan dalam situasi yang paling genting, ketika seluruh kekuatan dunia tampaknya bersatu melawan kita, campur tangan ilahi adalah nyata dan mampu menciptakan jalan di tempat yang tidak ada jalan.

Bagi bangsa Israel, melihat pasukan Firaun mengejar adalah momen ketakutan yang luar biasa. Namun, bagi kita yang membaca kisah ini, itu adalah pengingat akan kesetiaan Allah dalam membebaskan umat-Nya, bahkan ketika mereka menghadapi rintangan yang tampak tak teratasi. Keberadaan kereta-kereta perang dan balatentara Mesir, seperti yang dijelaskan dalam Keluaran 14:7, pada akhirnya hanya menjadi alat bagi Allah untuk menunjukkan kemuliaan-Nya dan kebesaran kuasa-Nya.

Laut Merah Terbelah dengan Jalan Kering Ilustrasi stilistik Laut Merah terbelah, menunjukkan tembok air di kedua sisi dengan jalan kering di tengah, dan beberapa sosok kecil (bangsa Israel) berjalan melaluinya. Jalan Kering
Peristiwa luar biasa dari pembelahan Laut Merah, saat bangsa Israel melarikan diri dari kejaran Mesir.