Gambaran kemenangan Israel menyeberangi Laut Merah Kemenangan Besar

Keluaran 15:18

TUHAN akan bertahta untuk selama-lamanya, Allahmu, hai Sion, dari keturunan ke keturunan. Haleluya!

Ayat dari Kitab Keluaran pasal 15, ayat 18, adalah sebuah seruan kemenangan dan pengakuan atas kekuasaan abadi Allah. Ayat ini muncul sebagai penutup dari Mazmur Laut Merah, sebuah lagu pujian yang dinyanyikan oleh bangsa Israel setelah mereka berhasil menyeberangi Laut Merah secara ajaib. Kemenangan ini menandai pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir dan permulaan perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian.

Saat kita merenungkan Keluaran 15:18, kita diajak untuk melihat ke belakang pada peristiwa bersejarah tersebut. Bangsa Israel, yang begitu lama tertindas, dihadapkan pada situasi genting. Di depan mereka, laut terbentang luas; di belakang mereka, tentara Firaun yang gagah berani mengejar dengan niat untuk memusnahkan mereka. Dalam keputusasaan, mereka berseru kepada TUHAN.

Dan TUHAN menjawab. Melalui tangan Musa, air Laut Merah terbelah, menciptakan jalan yang kering bagi bangsa Israel untuk melintas. Namun, ketika tentara Mesir mencoba mengikuti, air kembali menutup, menenggelamkan mereka semua. Kejadian inilah yang menginspirasi nyanyian kemenangan yang luar biasa, yang puncaknya adalah pengakuan bahwa TUHAN akan bertahta selamanya.

Pernyataan "TUHAN akan bertahta untuk selama-lamanya" adalah inti dari ayat ini. Ini bukan sekadar pengakuan atas kekuatan temporal Allah dalam membebaskan umat-Nya dari masalah saat itu, tetapi juga keyakinan mendalam akan keabadian dan kedaulatan-Nya yang tak terbatas. Penguasa Mesir, Firaun, dengan segala kekuatan militernya, akhirnya tunduk pada kuasa Allah yang mahakuasa dan kekal. Allah Israel bukanlah raja sementara yang kekuatannya bisa pudar, melainkan penguasa abadi yang akan terus memerintah dari generasi ke generasi.

Pengkhususan "Allahmu, hai Sion" menekankan hubungan perjanjian yang istimewa antara Allah dengan umat pilihan-Nya. Sion, yang seringkali merujuk pada Yerusalem atau bait Allah, menjadi simbol kehadiran Allah di antara umat-Nya. Pengakuan ini menegaskan bahwa kekuasaan TUHAN tidak hanya universal, tetapi juga secara pribadi relevan bagi umat-Nya. Dari keturunan ke keturunan, janji dan kekuasaan-Nya akan tetap ada, memberikan jaminan dan harapan bagi setiap generasi.

Seruan "Haleluya!" di akhir ayat adalah ungkapan sukacita dan pujian yang universal. Ini adalah respons spontan terhadap perbuatan Allah yang ajaib dan keagungan-Nya yang kekal. Keluaran 15:18 mengingatkan kita bahwa di tengah segala kesulitan dan tantangan hidup, kita memiliki Allah yang berdaulat, yang telah membuktikan kasih dan kuasa-Nya melalui sejarah, dan yang akan terus memerintah selamanya. Kemenangan di Laut Merah adalah gambaran indah tentang bagaimana Allah bekerja untuk membebaskan umat-Nya dan bagaimana kesetiaan-Nya bertahan hingga kekal.