Keluaran 16:33

"Lalu kata Musa kepada Harun: 'Ambilah satu buyung, taruhlah di dalamnya manna secukupnya, kira-kira dua homer, dan letakkanlah di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun, supaya anak cucu mereka melihat roti yang telah kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir.'"
Ilustrasi Manna di Buyung

Ayat dari Kitab Keluaran pasal 16 ayat 33 ini merupakan sebuah instruksi penting yang diberikan Musa kepada Harun. Dalam konteks perjalanan bangsa Israel di padang gurun setelah keluar dari Mesir, ayat ini menyoroti bagaimana mereka diperintahkan untuk menyimpan sebagian kecil dari manna, makanan ajaib yang disediakan Allah, di dalam sebuah buyung. Tindakan ini memiliki makna yang sangat mendalam, melampaui sekadar penyimpanan fisik.

Perintah untuk menyimpan manna ini bukan tanpa alasan. Musa mengatakannya dengan jelas: "supaya anak cucu mereka melihat roti yang telah kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir." Ini adalah sebuah amanat untuk generasi mendatang, sebuah pengingat visual dan nyata tentang campur tangan ilahi. Manna adalah bukti nyata bahwa Allah tidak meninggalkan umat-Nya dalam kesulitan, bahkan di tengah hamparan gurun yang tandus dan penuh ketidakpastian. Setiap kali generasi berikutnya melihat buyung berisi manna tersebut, mereka akan diingatkan tentang perjalanan spiritual nenek moyang mereka, tentang kepercayaan yang dibutuhkan, dan tentang kesetiaan Allah yang tak pernah berhenti.

Dalam konteks yang lebih luas, kita bisa melihat bahwa keluaran 16 33 berbicara tentang pentingnya kesaksian dan memorialisasi iman. Ini adalah cara untuk menjaga agar keajaiban dan pertolongan Allah tidak terlupakan seiring berjalannya waktu. Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak menyimpan manna secara fisik, namun prinsip yang sama berlaku. Kita perlu memiliki cara untuk mengingat dan menceritakan kembali karya-karya besar Allah dalam hidup kita, baik melalui cerita, catatan harian, foto, atau bahkan dalam bentuk perayaan.

Penyimpanan manna ini juga mengajarkan tentang disiplin dan penatalayanan. Jumlah yang diminta adalah "secukupnya, kira-kira dua homer". Ini menunjukkan bahwa mereka tidak boleh serakah atau mengambil lebih dari yang dibutuhkan. Mereka harus belajar untuk hidup dalam kecukupan yang diberikan Allah dan juga memelihara apa yang telah diberikan untuk generasi mendatang. Ini adalah pelajaran berharga tentang manajemen sumber daya, baik itu sumber daya fisik maupun spiritual.

Lebih jauh lagi, keluaran 16 33 menegaskan kembali otoritas Musa dan Harun sebagai pemimpin yang dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan firman-Nya. Perintah ini datang dari Allah, disampaikan melalui Musa, dan dilaksanakan oleh Harun. Ini adalah gambaran tentang bagaimana kepemimpinan yang ilahi berfungsi dalam memimpin umat menuju pemahaman dan ketaatan yang lebih dalam.

Pada akhirnya, ayat ini mengingatkan kita bahwa iman bukanlah sesuatu yang statis. Ia perlu terus-menerus dirawat, dikenang, dan diajarkan. Dengan mengingat kembali bagaimana Allah telah menopang dan memelihara umat-Nya di masa lalu, kita akan diperlengkapi untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan dengan keyakinan yang teguh.