Keluaran 17:5

Berjalanlah dahulu di hadapan orang banyak dan bawalah beberapa tua-tua Israel bersama-sama denganmu, dan bawalah tongkat yang telah kaupukul ke sungai Nil, dan pergilah.

Kisah yang terukir dalam Kitab Keluaran, khususnya pada pasal 17 ayat 5, menghadirkan sebuah momen krusial dalam perjalanan bangsa Israel. Perintah ilahi ini ditujukan kepada Musa, pemimpin mereka, di tengah padang gurun yang tandus. Bangsa Israel tengah menghadapi krisis air yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Rasa dahaga yang mencekam, panas terik matahari yang menyengat, dan ketidakpastian masa depan, semuanya bercampur aduk menciptakan suasana keputusasaan. Di tengah situasi yang genting ini, Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Sebaliknya, Dia memberikan instruksi yang jelas dan penuh harapan.

Perintah untuk berjalan di hadapan orang banyak, disertai para tua-tua Israel, bukanlah sekadar formalitas. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bekerja melalui pemimpin-Nya dan juga melibatkan elemen kepemimpinan komunitas. Tongkat yang diperintahkan untuk dibawa bukanlah sembarang tongkat. Tongkat ini adalah saksi bisu kuasa Tuhan yang telah bekerja sebelumnya, yaitu saat tongkat itu dipukulkan ke Sungai Nil dan berubah menjadi darah, menyebabkan tulah di Mesir. Kini, tongkat yang sama diperintahkan untuk dibawa kembali, namun dengan tujuan yang berbeda: untuk menghasilkan air kehidupan dari batu.

Keluaran 17:5 menekankan pentingnya ketaatan pada firman Tuhan, bahkan ketika situasinya tampak mustahil. Musa tidak diberi penjelasan rinci tentang bagaimana air akan muncul, hanya perintah untuk pergi dan menggunakan tongkat yang telah diberkati dengan kuasa ilahi. Ini mengajarkan kita bahwa iman seringkali menuntut langkah maju tanpa sepenuhnya memahami seluruh gambaran. Percaya pada janji dan kuasa Tuhan adalah kunci. Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, Tuhan selalu menyediakan jalan keluar, seringkali melalui cara yang tak terduga dan melampaui pemahaman manusia.

Keluaran 17:5 menjadi simbol harapan. Ketika sumber-sumber duniawi kering dan harapan mulai pupus, kita dapat berpaling kepada Tuhan. Seperti bangsa Israel yang menemukan air dari batu karang di padang gurun melalui perantaraan Musa dan tongkatnya, kita pun dapat menemukan "air kehidupan" spiritual dari Tuhan. Air ini tidak hanya memuaskan dahaga fisik, tetapi juga menyegarkan jiwa, memberikan kekuatan baru, dan memulihkan semangat. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya untuk terus bersandar pada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, baik saat berkelimpahan maupun saat kekurangan. Kisah ini menegaskan bahwa ketaatan yang disertai iman adalah fondasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan hidup.

Keluaran 17:5 juga menyoroti sifat belas kasih Tuhan. Meskipun bangsa Israel sering kali mengeluh dan meragukan-Nya, Tuhan tetap merespons kebutuhan mereka dengan penuh kasih. Dia tidak menghukum mereka atas ketidakpercayaan mereka, melainkan menyediakan kebutuhan mereka. Ini adalah pengingat yang kuat akan kesetiaan dan kebaikan Tuhan yang tak terbatas. Dalam perjalanan hidup kita, mungkin ada saat-saat kita merasa seperti bangsa Israel, meragukan dan mengeluh. Namun, firman Tuhan yang abadi dalam Keluaran 17:5 menawarkan jaminan bahwa Dia selalu hadir, siap untuk menyediakan apa yang kita butuhkan, jika kita bersedia untuk mendengarkan dan menaati-Nya.