Kitab Keluaran, khususnya pasal 21, memuat serangkaian hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel. Pasal ini berfokus pada bagaimana umat Tuhan harus memperlakukan sesama, termasuk mereka yang berada dalam status perbudakan atau utang. Ayat pertama dari pasal 21, yang menjadi fokus kita, secara spesifik mengatur tentang perbudakan orang Ibrani. Ini bukan gambaran perbudakan seperti yang sering kita bayangkan, melainkan sebuah sistem yang memiliki nuansa keadilan dan pembebasan yang unik, sesuai dengan konteks sosial dan hukum pada masa itu.
Perintah ini menunjukkan bahwa Tuhan sangat peduli terhadap martabat manusia. Meskipun konsep perbudakan memang ada, Tuhan menetapkan aturan untuk membatasi eksploitasi dan memberikan jalan keluar bagi mereka yang terjebak dalam kondisi tersebut. Budak Ibrani adalah seseorang yang terpaksa menjual dirinya atau dijual oleh keluarganya karena kemiskinan atau utang. Namun, aturan enam tahun kerja sebelum pembebasan menunjukkan bahwa tidak ada perbudakan seumur hidup yang diizinkan bagi orang Ibrani. Setelah enam tahun, mereka harus dibebaskan tanpa imbalan apa pun. Ini adalah bentuk perlindungan ilahi yang memastikan bahwa keadilan dan kebebasan akan selalu ditegakkan.
Lebih dari sekadar aturan hukum, Keluaran 21:1 mengajarkan tentang prinsip kasih dan keadilan yang mendasar dalam hubungan antarmanusia. Tuhan menginginkan umat-Nya untuk bertindak dengan integritas, empati, dan rasa hormat, bahkan terhadap mereka yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Keadilan yang dimaksud di sini adalah keadilan yang berorientasi pada pemulihan dan pemberdayaan, bukan sekadar hukuman. Pembebasan budak Ibrani pada tahun ketujuh adalah manifestasi nyata dari belas kasihan Tuhan yang ingin melihat setiap individu hidup dalam kebebasan dan martabat.
Dalam konteks yang lebih luas, perintah ini juga bisa dipandang sebagai gambaran awal dari pembebasan yang lebih besar yang ditawarkan oleh Tuhan. Sama seperti budak Ibrani dibebaskan dari perbudakan melalui aturan yang ditetapkan, umat manusia juga ditawarkan pembebasan dari dosa dan kematian melalui pengorbanan Yesus Kristus. Prinsip keadilan dan belas kasihan yang terkandung dalam hukum-hukum di Keluaran 21 tetap relevan hingga kini, menginspirasi kita untuk memperlakukan semua orang dengan adil, penuh kasih, dan menghargai setiap individu sebagai ciptaan Tuhan yang berharga.