Keluaran 21:3 - Pembebasan yang Adil

"Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani, maka enam tahun lamanya ia boleh bekerja, tetapi pada tahun yang ketujuh ia boleh keluar dengan cuma-cuma."

Ilustrasi kebebasan dan kepulihan

Ayat emas dalam Kitab Keluaran pasal 21, ayat 3, memberikan sebuah perspektif yang mendalam tentang keadilan dan pembebasan dalam tatanan hukum kuno. Ayat ini secara spesifik mengatur hak seorang budak Ibrani yang telah bekerja selama enam tahun. Pada tahun ketujuh, ia berhak untuk dibebaskan dan tidak lagi terikat pada tuannya. Ini bukan sekadar aturan hukum biasa, melainkan sebuah prinsip yang mencerminkan kepedulian terhadap martabat manusia dan pengakuan atas siklus kebebasan.

Dalam konteks sosial di Timur Dekat kuno, perbudakan adalah praktik yang umum. Namun, Taurat yang diberikan kepada bangsa Israel membedakan diri dengan memasukkan ketentuan-ketentuan yang melindungi dan memberikan harapan bagi mereka yang berada dalam status perbudakan. Ayat ini mengajarkan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh diperbudak selamanya. Ada batasan waktu, dan setelah batas itu tercapai, hak untuk kembali bebas harus dihormati. Ini adalah sebuah bentuk keadilan restoratif, yang memungkinkan individu untuk memulai kembali hidupnya, memperbaiki keadaannya, dan mendapatkan kembali otonominya.

Lebih dari sekadar pembebasan fisik, ayat ini juga mengandung makna spiritual. Pembebasan adalah tema sentral dalam kisah Keluaran itu sendiri, di mana bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir. Dengan memberlakukan aturan pembebasan budak Ibrani, Allah mengajarkan kepada umat-Nya pentingnya kebebasan, belas kasihan, dan keadilan. Ini adalah pengingat bahwa semua manusia, tanpa memandang status sosial mereka, memiliki nilai dan berhak atas kebebasan. Siklus enam tahun kerja diikuti oleh kebebasan pada tahun ketujuh dapat dilihat sebagai metafora siklus kehidupan, di mana kerja keras akhirnya berbuah kebebasan dan kesempatan baru.

Penerapan prinsip ini dalam kehidupan modern mungkin berbeda konteksnya, namun esensi keadilannya tetap relevan. Kita dapat melihatnya sebagai dorongan untuk menciptakan sistem yang adil, di mana tidak ada bentuk penindasan atau eksploitasi yang berkepanjangan. Ini adalah panggilan untuk memberikan kesempatan kedua, membantu mereka yang terpuruk untuk bangkit kembali, dan memastikan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menikmati kebebasan dan martabatnya. Memahami Keluaran 21:3 mengingatkan kita akan pentingnya keseimbangan antara kerja, pengabdian, dan hak fundamental untuk merdeka. Ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana hukum dapat dirancang untuk melayani kebaikan yang lebih besar, memulihkan harapan, dan menegakkan keadilan yang sejati.