Keluaran

Keluaran 21-30

"Dengarlah, hai bani Israel, hukum dan peraturan yang aku ajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu." (Ulangan 5:1)

Peraturan Keadilan dan Tanggung Jawab

Bagian Kitab Keluaran pasal 21 hingga 30 menyajikan serangkaian hukum dan peraturan yang fundamental bagi kehidupan masyarakat Israel. Ini bukan sekadar seperangkat aturan, melainkan panduan yang dirancang untuk membangun sebuah komunitas yang adil, tertib, dan menghargai kehidupan di bawah kepemimpinan ilahi. Fokus utama dari bagian ini adalah bagaimana keadilan harus ditegakkan, bagaimana tanggung jawab individu dipahami, dan bagaimana hubungan antar sesama harus dijaga agar selaras dengan kehendak Tuhan.

Pasal 21 secara spesifik membahas tentang hukum perbudakan, pembebasan budak, serta ketentuan mengenai luka dan penganiayaan. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat saat itu diatur, namun dengan penekanan pada perlindungan terhadap yang lemah. Misalnya, seorang budak yang dilukai oleh tuannya harus dibebaskan tanpa tebusan. Ini menunjukkan adanya prinsip keadilan yang melindungi hak-hak dasar manusia, bahkan dalam sistem yang mungkin terlihat timpang dari sudut pandang modern. Peraturan mengenai pembalasan setimpal, seperti "mata ganti mata, gigi ganti gigi," bukanlah ajakan untuk balas dendam membabi buta, melainkan sebuah prinsip pembatasan agar hukuman tidak melebihi kesalahan yang diperbuat, menegakkan keadilan yang proporsional.

Selain itu, pasal-pasal ini juga mengatur tentang kerugian yang disebabkan oleh hewan ternak, pencurian, serta perzinahan. Setiap aturan memiliki konteks sosial dan budaya yang mendalam, bertujuan untuk menciptakan tatanan yang stabil dan mencegah kekacauan. Dengan adanya hukum yang jelas, setiap individu mengetahui hak dan kewajibannya, sehingga meminimalkan perselisihan dan membangun kepercayaan di antara mereka.

Pedoman untuk Kehidupan Rohani dan Sosial

Melangkah lebih jauh, Keluaran pasal 22 dan 23 membahas lebih banyak mengenai keadilan dalam transaksi, perlindungan terhadap orang asing, janda, dan anak yatim. Ini menyoroti pentingnya empati dan kepedulian terhadap kelompok yang paling rentan dalam masyarakat. Tuhan ingin umat-Nya menjadi bangsa yang bermoral tinggi, yang tidak hanya taat pada ritual, tetapi juga menunjukkan kasih dan keadilan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Larangan untuk menyalahgunakan kekuasaan dan perintah untuk memberikan kesaksian yang benar menjadi pilar penting dalam penegakan hukum.

Pasal 24 menceritakan tentang penerimaan perjanjian di Gunung Sinai, sebuah momen krusial di mana umat Israel secara resmi mengikat diri untuk mematuhi hukum Tuhan. Darah korban yang dipercikkan menjadi simbol pengesahan perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Ini adalah pengingat bahwa ketaatan pada hukum bukan hanya kewajiban, tetapi juga sebuah respons terhadap kasih karunia yang telah diberikan.

Perintah Pembangunan Kemah Suci dan Hari-hari Raya

Bagian akhir dari pasal-pasal ini, dari Keluaran 25 hingga 30, beralih ke detail pembangunan Kemah Suci (Tabernakel). Ini adalah pusat ibadah dan pertemuan umat dengan Tuhan. Perintah yang sangat rinci mengenai bahan, ukuran, dan desain Kemah Suci, serta perlengkapan di dalamnya seperti Tabut Perjanjian, Mezbah Dupa, dan Mezbah Korban Bakaran, menunjukkan betapa pentingnya hubungan yang kudus antara Tuhan dan umat-Nya. Setiap detail memiliki makna simbolis yang mendalam, mengajarkan tentang kekudusan Tuhan dan kebutuhan manusia akan pendamaian.

Selain itu, Tuhan juga menetapkan hari-hari raya penting seperti Hari Raya Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, dan Hari Raya Panen (Pentakosta). Hari-hari raya ini tidak hanya untuk merayakan hasil panen, tetapi juga untuk memperingati tindakan penyelamatan Tuhan dalam sejarah mereka. Dengan merayakan hari-hari ini, umat Israel diajak untuk senantiasa mengingat perbuatan besar Tuhan dan memperkuat identitas mereka sebagai umat pilihan-Nya. Perintah mengenai Sabat, hari ketujuh untuk istirahat dan beribadah, menjadi penanda waktu yang kudus dan kesempatan untuk merenungkan karya penciptaan dan pemeliharaan Tuhan.

Secara keseluruhan, Keluaran 21-30 memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana Tuhan membimbing umat-Nya untuk hidup dalam kebenaran, keadilan, dan kekudusan. Peraturan-peraturan ini menjadi fondasi bagi kehidupan spiritual dan sosial mereka, membentuk mereka menjadi bangsa yang unik di tengah dunia pada masa itu.