Keluaran 23:15 - Perayaan Tiga Kali Setahun

"Tiga kali dalam setahun seluruh kaummu laki-laki harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya. Pada hari raya Roti Tidak Beragi engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang telah ditentukan dalam bulan Abib, sebab pada bulan itulah engkau keluar dari Mesir. Dan orang janganlah menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa."
Simbol Matahari dan Tiga Tanda

Makna Perayaan Tiga Kali Setahun

Ayat Keluaran 23:15 ini merujuk pada sebuah perintah penting bagi bangsa Israel untuk merayakan tiga kali dalam setahun, yaitu menghadap hadirat Tuhan di tempat yang telah ditentukan. Perintah ini bukan sekadar ritual, melainkan memiliki makna teologis dan praktis yang mendalam. Tiga perayaan utama yang dimaksud adalah Hari Raya Roti Tidak Beragi (Paskah), Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta), dan Hari Raya Pondok Daun (Sukkot).

Perintah untuk menghadap Tuhan "tiga kali dalam setahun" menekankan pentingnya memperingati dan memelihara hubungan dengan Allah. Ini adalah momen untuk merefleksikan karya penyelamatan-Nya, mengakui kedaulatan-Nya, dan memperbarui komitmen kepada-Nya. Keharusan bagi semua laki-laki untuk hadir menunjukkan bahwa seluruh komunitas pria dewasa harus secara kolektif menyatakan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Hal ini juga mencerminkan struktur sosial dan keagamaan bangsa Israel pada masa itu.

Perayaan Roti Tidak Beragi dan Pentingnya Mengingat

Secara spesifik, ayat ini menyoroti Hari Raya Roti Tidak Beragi. Perayaan ini dirayakan pada bulan Abib (Nisan), bulan yang sama ketika bangsa Israel keluar dari Mesir. Mengonsumsi roti tidak beragi adalah pengingat fisik akan kecepatan dan ketergesaan saat mereka meninggalkan Mesir. Tidak ada waktu untuk menunggu roti mengembang. Ini menjadi simbol pembebasan dari perbudakan dan awal kehidupan baru yang dipimpin oleh Tuhan.

Konteks sejarah dari peristiwa keluaran sangatlah penting. Bangsa Israel diperintahkan untuk tidak hanya merayakan secara formal, tetapi juga untuk selalu mengingat bagaimana Tuhan membebaskan mereka dari penindasan di Mesir. Roti tidak beragi menjadi alat pengajaran yang efektif, mengingatkan generasi berikutnya tentang kebaikan, kekuatan, dan kesetiaan Tuhan. Perintah untuk tidak menghadap dengan tangan hampa menunjukkan bahwa perayaan harus disertai dengan persembahan syukur, penghormatan, dan pengakuan atas segala berkat yang telah diterima dari Tuhan.

Makna Spiritual dan Penerapan

Meskipun perintah ini spesifik untuk bangsa Israel kuno dan konteks ibadah di Bait Allah, prinsip dasarnya tetap relevan bagi umat percaya masa kini. Perintah untuk berkumpul secara teratur untuk beribadah, merayakan karya penyelamatan Tuhan, dan membawa persembahan syukur tetap menjadi bagian penting dari kehidupan rohani. Perayaan ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengingat perbuatan besar Tuhan dalam sejarah, terutama karya penebusan melalui Yesus Kristus.

Perintah dalam Keluaran 23:15 menggarisbawahi pentingnya pengabdian yang tulus dan aktif kepada Tuhan. Ini bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang hati yang bersyukur dan penuh hormat yang bersedia datang kepada Tuhan. Tiga kali setahun adalah pengingat akan siklus ibadah dan pemeliharaan hubungan. Ini menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan haruslah dinamis, teratur, dan berakar kuat dalam pengenalan akan karya-Nya di masa lalu. Dengan demikian, kita dapat terus hidup dalam berkat dan bimbingan-Nya.