Firman Tuhan yang tercatat dalam Kitab Keluaran pasal 28 ayat 26 memberikan kita gambaran rinci mengenai rancangan pakaian kebesaran bagi Harun dan keturunannya sebagai imam-imam di hadapan Tuhan. Ayat spesifik ini menyoroti detail penting dari efod, yaitu bagian utama dari pakaian imam besar. Efod bukanlah sekadar pakaian biasa; ia adalah perlengkapan sakral yang dirancang dengan penuh ketelitian dan makna teologis yang mendalam, mencerminkan hubungan kudus antara Allah dan umat-Nya. Pakaian ini menjadi simbol otoritas, pelayanan, dan keagungan yang dipercayakan Tuhan kepada para pelayan-Nya.
Detail pembuatan efod dijelaskan secara gamblang dalam pasal 28 Keluaran. Dibuat dari bahan-bahan terbaik seperti benang emas, lenan halus yang terpilin, dan kain ungu, biru, serta merah ungu. Seluruh elemen pakaian ini dipersiapkan dengan keterampilan tangan yang ahli, dihiasi dengan pekerjaan tukang tenun yang cekatan. Semuanya dilakukan sesuai dengan penglihatan dan instruksi ilahi yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai. Hal ini menekankan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan harus berasal dari Dia sendiri dan dilakukan dengan hormat.
Ayat 26 secara spesifik menyebutkan pembuatan "dua gelang emas" yang dipasangkan "pada kedua bahu efod itu di bagian depan." Gelang emas ini bukan hanya hiasan, tetapi memiliki fungsi penting. Gelang ini digunakan untuk mengikat bagian bawah efod dengan penutup dada (hosyen), yang di dalamnya terdapat dua belas batu permata yang masing-masing mewakili nama suku-suku Israel. Pengikatan ini memastikan bahwa seluruh desain pakaian imam besar terpadu, menyatukan pelayanan imam dengan perwakilan seluruh umat Israel. Dengan demikian, efod dan penutup dada yang terhubung menjadi simbol nyata bahwa imam besar membawa seluruh umat Israel di hadapan Tuhan dalam pelayanannya.
Dalam konteks spiritual, gelang emas pada efod dapat diartikan sebagai pengingat akan kemuliaan dan kekayaan rohani yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya melalui pelayanan imam. Emas, sebagai logam mulia, melambangkan kemurnian, kekudusan, dan keagungan ilahi. Posisi di bahu menunjukkan beban tanggung jawab yang diemban oleh imam, namun juga kekuatan yang diberikan oleh Tuhan. Efod ini secara keseluruhan menjadi gambaran visual tentang bagaimana Tuhan ingin umat-Nya didekati: melalui perantaraan yang kudus, yang membawa permohonan umat dan menyampaikan berkat ilahi.
Penting untuk dicatat bahwa seluruh instruksi mengenai pembuatan pakaian imam besar ini adalah bagian dari Perjanjian Lama. Bagi umat Kristen, Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung yang sempurna, yang melalui pengorbanan-Nya yang tunggal, kita dapat memiliki akses langsung kepada Bapa di Surga. Namun, studi mengenai Keluaran 28-26 tetap relevan untuk memahami bagaimana Tuhan mengatur ibadah di masa lalu, prinsip kekudusan yang harus dijunjung, dan bagaimana Ia menyediakan jalan bagi umat-Nya untuk bersekutu dengan-Nya. Keagungan pakaian imam besar mengingatkan kita akan keagungan ibadah yang sejati, yang berakar pada otoritas ilahi dan mencerminkan kemuliaan-Nya.