Keluaran 28:42

"Dan buatlah celana lenan untuk mereka, untuk menutupi daging mereka yang telanjang; dari pinggang sampai paha haruslah itu dipakai."

Ayat ini dari Kitab Keluaran pasal 28, ayat 42, memberikan instruksi yang spesifik mengenai pakaian yang harus dikenakan oleh para imam ketika mereka melayani di Kemah Suci. Perintah ini bukan sekadar masalah estetika atau fashion, melainkan memiliki makna spiritual dan fungsional yang mendalam dalam konteks ibadah Israel kuno. Fokus pada instruksi mengenai pakaian, khususnya celana lenan, menunjukkan betapa pentingnya keseriusan dan kekudusan dalam setiap aspek ibadah kepada Tuhan.

Pakaian imam memiliki peran sentral dalam menjalankan tugas-tugas imamat. Mereka adalah perwakilan umat di hadapan Tuhan, dan cara mereka berpakaian mencerminkan kehormatan serta kekudusan tugas tersebut. Celana lenan yang disebutkan dalam ayat ini secara khusus dirancang untuk menutupi bagian tubuh yang seharusnya tidak terlihat, yaitu dari pinggang sampai paha. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesopanan dan menghindari rasa malu atau ketidaklayakan di hadapan hadirat Tuhan yang kudus. Di zaman itu, seperti halnya di banyak budaya lain, menutupi bagian tubuh tertentu adalah tanda penghormatan dan kesadaran akan kesucian.

Bahan lenan sendiri dipilih bukan tanpa alasan. Lenan adalah kain yang terbuat dari serat tanaman rami. Bahan ini dikenal ringan, sejuk, dan sangat cocok untuk dikenakan di iklim Timur Tengah yang cenderung panas. Lebih dari itu, lenan seringkali diasosiasikan dengan kekudusan dan kemurnian dalam konteks keagamaan. Pakaian imam yang terbuat dari lenan melambangkan kesucian yang harus dimiliki oleh mereka yang mendekat kepada Tuhan. Dalam banyak tradisi keagamaan, kain berwarna putih atau terang seringkali digunakan untuk melambangkan kesucian dan kebersihan rohani.

Instruksi ini juga menyoroti perbedaan fundamental antara dunia sekuler dan dunia ilahi. Ketika para imam memasuki area khusus ibadah, mereka harus mengenakan pakaian yang berbeda dari pakaian sehari-hari mereka. Ini adalah pengingat visual bahwa mereka sedang beralih dari kegiatan biasa ke tugas yang luar biasa dan suci. Dengan mengenakan celana lenan dan pakaian imamat lainnya, mereka secara fisik dan simbolis memisahkan diri dari dunia luar dan mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan. Pemisahan ini menekankan keagungan Tuhan dan pentingnya pendekatan yang hormat ketika berhadapan dengan-Nya.

Meskipun konteksnya adalah ibadah kuno, prinsip di balik instruksi ini tetap relevan. Kewajiban untuk berpakaian dengan sopan dan pantas, terutama dalam situasi yang membutuhkan penghormatan, adalah pelajaran universal. Selain itu, pemahaman bahwa ada perbedaan antara kehidupan sehari-hari dan kehidupan yang dikhususkan untuk tujuan yang lebih tinggi merupakan pengingat penting. Kita diajak untuk selalu menjaga kekudusan dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam tindakan maupun sikap, terutama ketika kita terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan iman dan spiritualitas. Ayat Keluaran 28:42 memberikan gambaran konkret tentang bagaimana keseriusan Tuhan terhadap kekudusan tercermin bahkan dalam detail terkecil sekalipun, seperti rancangan pakaian para pelayan-Nya.