Keluaran 29:18

"Persembahkanlah domba yang satu di pagi hari dan domba yang satu lagi pada waktu senja. Itu adalah korban bakaran korban bakaran yang tetap, yang akan dipersembahkan sesuai dengan ketentuannya, suatu bau yang menyenangkan bagi TUHAN, suatu korban api-apian bagi TUHAN."

Makna Mendalam Persembahan Bakaran

Ayat Keluaran 29:18 menggambarkan sebuah ritual penting dalam tradisi Israel kuno, yaitu persembahan bakaran harian. Persembahan ini, yang terdiri dari dua ekor domba yang dipersembahkan setiap pagi dan senja, bukan sekadar formalitas agama, melainkan memiliki makna teologis yang mendalam. Kata kunci "keluaran 29 18" merujuk pada instruksi spesifik dari Tuhan kepada Musa mengenai cara menguduskan Harun dan anak-anaknya serta memulihkan hubungan antara umat Israel dan Tuhan setelah peristiwa dosa lembu emas. Persembahan bakaran ini merupakan bagian integral dari proses tersebut, menandakan penyerahan diri total kepada Tuhan dan pengampunan dosa.

Domba yang dipersembahkan adalah lambang kesempurnaan dan kepolosan. Dengan mempersembahkannya sebagai korban bakaran, umat Israel menunjukkan kesediaan mereka untuk menyerahkan yang terbaik kepada Tuhan. Asap yang membubung dari korban bakaran melambangkan doa dan penyembahan yang naik kepada Tuhan. Frasa "suatu bau yang menyenangkan bagi TUHAN" menekankan bahwa tindakan ketaatan dan penyembahan yang tulus adalah sesuatu yang berkenan di hadapan Sang Pencipta. Ini adalah pengingat bahwa hubungan yang sehat dengan Tuhan dibangun di atas dasar ketaatan, pengorbanan, dan keinginan untuk menyenangkan hati-Nya.

Pentingnya persembahan bakaran ini juga terletak pada sifatnya yang berkesinambungan. Dilakukan "setiap pagi dan setiap senja," ini menandakan bahwa hubungan dengan Tuhan bukanlah sesuatu yang terjadi sekali saja, melainkan sebuah komitmen harian yang perlu dipelihara. Keteraturan ini mengajarkan tentang pentingnya konsistensi dalam iman dan ibadah. Di tengah kesibukan dunia modern, prinsip ini tetap relevan. Menjadikan waktu untuk berdoa, merenung, dan bersyukur setiap hari dapat membantu kita menjaga hubungan spiritual yang kuat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh, persembahan bakaran ini menjadi fondasi bagi seluruh sistem ibadah di Bait Suci. Ia mengajarkan tentang kebutuhan akan pengantaraan dan pengampunan dosa. Domba yang dipersembahkan secara simbolis menanggung kesalahan umat, dan kematiannya merupakan pengganti bagi dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Konsep ini kemudian diperluas dalam Perjanjian Baru melalui pengorbanan Yesus Kristus, Anak Domba Allah, yang menjadi korban bakaran sempurna bagi penebusan dosa seluruh umat manusia. Pemahaman terhadap makna "keluaran 29 18" memberikan perspektif yang lebih kaya tentang kedalaman kasih Tuhan dan cara-Nya memulihkan hubungan-Nya dengan ciptaan-Nya.

Oleh karena itu, merenungkan Keluaran 29:18 lebih dari sekadar memahami sebuah aturan ibadah kuno. Ini adalah pelajaran tentang penyerahan diri, ketaatan yang berkesinambungan, dan pengorbanan yang berkenan di hadapan Tuhan. Ini juga membuka pintu pemahaman tentang karya penebusan yang lebih besar yang tergenapi di masa depan, memberikan harapan dan kekuatan bagi setiap individu yang mencari hubungan yang lebih dalam dengan Sang Ilahi.

29:18

Representasi visual simbolis dari persembahan bakaran dan ayat.