"Dan sekarang, seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; dan juga telah Kulihat penindasan yang dilakukan orang Mesir terhadap mereka."
Ayat ini dari Kitab Keluaran, pasal 3, ayat 9, adalah sebuah momen krusial dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Kata-kata ini diucapkan oleh Tuhan sendiri, menandakan kesadaran-Nya yang mendalam akan penderitaan yang dialami umat-Nya. Ini bukan sekadar pernyataan belas kasihan, melainkan sebuah seruan yang menggema dari kedalaman penderitaan menuju pembebasan yang dijanjikan.
Perbudakan di Mesir telah berlangsung selama berabad-abad. Generasi demi generasi hidup dalam penindasan, dipaksa bekerja keras tanpa henti, diperlakukan dengan kejam, dan mengalami kehilangan identitas serta harapan. Penderitaan mereka begitu berat, begitu nyata, sehingga tangisan dan keluhan mereka terangkat naik ke hadapan Tuhan. Tuhan tidak tuli terhadap suara-suara kesakitan ini. Sebaliknya, Dia mendengar dengan penuh perhatian, melihat setiap tetes air mata dan setiap luka yang tertoreh di hati umat-Nya.
"Seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku" menunjukkan bahwa Tuhan tidak acuh tak acuh. Dia peduli. Dia melihat penindasan yang mereka alami. Penindasan ini bukan hanya sekadar kerja paksa, tetapi juga penghancuran martabat, budaya, dan spiritualitas mereka. Orang Mesir, yang kuat dan berkuasa, berusaha meredupkan cahaya umat Tuhan, tetapi justru kepedihan itu yang justru menjadi pengingat bagi Tuhan akan janji-Nya.
Frasa "juga telah Kulihat penindasan yang dilakukan orang Mesir terhadap mereka" menekankan sifat aktif dari kesadaran Tuhan. Dia tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat. Penglihatan ini melibatkan pemahaman mendalam akan ketidakadilan dan kekejaman yang terjadi. Ini adalah penglihatan seorang hakim yang adil, seorang penyelamat yang berkuasa.
Dalam konteks modern, ayat ini tetap relevan. Banyak orang di seluruh dunia masih mengalami berbagai bentuk penindasan, ketidakadilan, dan penderitaan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mendengar setiap seruan orang yang tertindas. Dia melihat penderitaan yang dialami oleh mereka yang terpinggirkan, yang dianiaya, dan yang diperlakukan tidak adil. Kepekaan Tuhan terhadap penderitaan manusia seharusnya memotivasi kita untuk bertindak, untuk menjadi suara bagi mereka yang tidak bersuara, dan untuk berjuang demi keadilan dan kebebasan.
Keluaran 3:9 adalah janji bahwa tidak ada penderitaan yang luput dari perhatian Tuhan. Seruan untuk kebebasan, baik dalam skala individu maupun kolektif, akan selalu terdengar di hadapan-Nya. Kisah pembebasan Israel dari Mesir menjadi bukti kuat bahwa Tuhan bertindak atas dasar penglihatan dan pendengaran-Nya terhadap penderitaan umat-Nya. Ini adalah harapan dan kekuatan bagi semua yang saat ini berada dalam situasi yang sulit.