Mazmur 78:13 adalah sebuah ayat yang kuat dan sarat makna, merangkum salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah bangsa Israel: penyeberangan Laut Merah. Ayat ini tidak hanya mencatat sebuah peristiwa historis, tetapi juga menjadi pengingat abadi akan kuasa dan kesetiaan Tuhan bagi umat-Nya. "Ia membelah laut dan membuat mereka melintas, dan Ia mendirikan air itu seperti tembok." Kata-kata ini membangkitkan gambaran visual yang luar biasa, menyoroti campur tangan ilahi yang secara dramatis mengubah keadaan dari ancaman menjadi jalan keluar yang aman.
Pada saat itu, bangsa Israel berada dalam situasi genting. Mereka baru saja keluar dari perbudakan di Mesir, dipimpin oleh Musa, namun dikejar oleh tentara Firaun yang berniat membawa mereka kembali. Di depan mereka terbentang Laut Merah yang luas, dan di belakang mereka terdengar derap kuda serta pekik gertakan musuh. Keputusasaan mulai merayap, dan banyak yang bersungut-sungut. Namun, di tengah kepanikan inilah, Tuhan bertindak.
Ayat ini menggambarkan dua tindakan ilahi yang luar biasa: pembelahan laut dan penegakan air menjadi tembok. "Membelah laut" menyiratkan kekuatan yang luar biasa, memisahkan massa air yang begitu besar. Ini bukan sekadar surutnya air, melainkan sebuah pemisahan yang disengaja dan terkendali. Kemudian, "mendirikan air itu seperti tembok" menambahkan dimensi visual yang lebih menakjubkan. Air tidak hanya surut, tetapi berdiri tegak di kedua sisi, menciptakan sebuah lorong kering yang aman bagi bangsa Israel untuk menyeberang. Dinding-dinding air ini, mungkin berkilauan di bawah sinar matahari, menjadi saksi bisu akan kekuasaan Tuhan atas alam semesta.
Penyeberangan Laut Merah bukan hanya sebuah pelarian. Ini adalah sebuah tanda manifestasi kuasa Tuhan yang mendemonstrasikan superioritas-Nya atas kekuatan Mesir dan dewa-dewa mereka. Bagi bangsa Israel, peristiwa ini menjadi fondasi iman mereka, sebuah bukti nyata bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa. Ayat ini, seperti yang tercatat dalam Mazmur, mengingatkan generasi-generasi selanjutnya tentang kebaikan dan kekuatan Tuhan yang telah menyelamatkan nenek moyang mereka.
Dalam konteks yang lebih luas, kisah penyeberangan Laut Merah sering kali dilihat sebagai metafora untuk pembebasan rohani. Sebagaimana Israel dibebaskan dari perbudakan fisik, umat Tuhan dipanggil untuk dibebaskan dari belenggu dosa dan keputusasaan. Ketika kita menghadapi "lautan" masalah, tantangan hidup, atau keraguan, Mazmur 78:13 menjadi sumber pengharapan. Ia mengingatkan kita bahwa Tuhan yang sama yang membelah Laut Merah mampu menciptakan jalan keluar bagi kita, mendirikan "tembok" kebaikan-Nya untuk melindungi dan membimbing kita melalui masa-masa sulit. Kisah ini terus menginspirasi, menekankan bahwa dengan Tuhan, tidak ada hal yang mustahil.