Keluaran 32:12

"Mengapa orang Mesir harus berkata: Dengan maksud jahat Ia membawa mereka keluar, untuk membunuh mereka di pegunungan dan membinasakan mereka dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang menyala-nyala dan menyesallah tentang celaka yang hendak kau timpakan kepada umat-Mu."

Renungan: Pertobatan dan Kehadiran Tuhan

Keluaran 32:12 Renungan

Ayat ini berasal dari Kitab Keluaran, sebuah momen kritis dalam sejarah bangsa Israel. Setelah menerima hukum Tuhan di Gunung Sinai dan membangun Kemah Suci, umat Israel justru jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala dengan membuat anak lembu emas. Kemarahan Tuhan menyala-nyala, siap untuk membinasakan mereka.

Dalam momen genting ini, Musa bertindak sebagai perantara. Ia tidak hanya membela umatnya, tetapi juga mengingatkan Tuhan tentang bagaimana tindakan-Nya di mata bangsa lain. Permintaan Musa, "Mengapa orang Mesir harus berkata: Dengan maksud jahat Ia membawa mereka keluar...", menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang kedaulatan dan nama baik Tuhan. Musa memohon agar Tuhan menyesali murka-Nya, bukan karena Tuhan berubah pikiran dalam arti kelemahan, tetapi karena campur tangan doa dan pengingat akan janji-Nya.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengakui kesalahan dan berbalik dari dosa. Penyembahan berhala pada dasarnya adalah pengalihan iman dan kepercayaan dari sumber kehidupan yang sejati. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin tidak menyembah anak lembu emas secara harfiah, namun kita bisa saja mengagungkan hal-hal duniawi melebihi Tuhan. Kekayaan, kekuasaan, popularitas, atau bahkan hubungan interpersonal bisa menjadi "berhala" yang menggeser fokus utama kita.

Lebih dari itu, ayat ini juga menyoroti kebesaran kasih karunia dan belas kasihan Tuhan. Meskipun murka-Nya sah karena dosa umat-Nya, Ia juga Maha Pengampun. Doa perantaraan Musa menjadi bukti bahwa Tuhan mendengarkan dan bertindak berdasarkan hati yang penuh kasih. Ini adalah pengingat yang kuat bagi kita bahwa Tuhan tidak pernah menutup telinga-Nya terhadap seruan tulus yang mencari pengampunan dan pemulihan.

Ketika kita menghadapi kesulitan, kegagalan, atau bahkan ketika kita merasa jauh dari Tuhan karena kesalahan kita sendiri, penting untuk mengingat janji-Nya dan kebesaran kasih-Nya. Bertobatlah, berbaliklah kepada-Nya, dan percayalah bahwa Ia setia untuk mengampuni dan memulihkan. Seperti Musa yang berdoa demi umatnya, kita pun memiliki Kristus sebagai pengantara kita yang kekal, yang memohonkan pengampunan dan pemulihan bagi kita di hadapan Bapa.

Keluaran 32:12 mengajak kita untuk merefleksikan kedalaman hubungan kita dengan Tuhan, mengakui kerapuhan diri kita, dan bersukacita dalam kasih karunia-Nya yang tak terbatas yang senantiasa tersedia bagi setiap jiwa yang mencari-Nya.