Keluaran 34 4: Kasih Karunia yang Melimpah

"Lalu TUHAN turun dalam awan, dan berdiri di sana bersama-sama dengan dia, dan menyerukan nama TUHAN."
Ilustrasi simbolis mengenai kehadiran ilahi dan umat manusia.

Kehadiran yang Menenteramkan

Ayat yang terukir dalam Keluaran 34:4 bukan sekadar catatan historis. Ia adalah sebuah janji, sebuah penegasan akan keintiman yang ditawarkan Tuhan kepada umat-Nya. Dalam konteks sejarah bangsa Israel, ayat ini muncul di tengah-tengah periode yang penuh gejolak. Setelah bangsa itu jatuh dalam penyembahan berhala dengan membuat anak lembu emas, Tuhan semestinya murka. Namun, di sini kita melihat sisi lain dari karakter ilahi: kesabaran dan kasih karunia-Nya yang melimpah.

Kehadiran Tuhan yang turun dalam awan menandakan kemuliaan dan kekudusan-Nya, sesuatu yang begitu agung sehingga tidak dapat dilihat secara langsung oleh manusia. Namun, Dia tidak menjaga jarak. Sebaliknya, Dia "berdiri di sana bersama-sama dengan dia." Kata "dia" di sini merujuk pada Musa, pemimpin yang dipercayakan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Momen ini adalah puncak dari rekonsiliasi dan persekutuan setelah pelanggaran yang serius.

Menyerukan Nama Tuhan: Puncak Keintiman

Bagian terpenting dari ayat ini mungkin adalah tindakan Tuhan yang "menyerukan nama TUHAN." Apa artinya ini? Dalam tradisi kuno, nama seseorang membawa identitas, otoritas, dan karakter mereka. Ketika Tuhan menyerukan nama-Nya sendiri di hadapan Musa, ini adalah sebuah tindakan luar biasa yang menunjukkan kerinduan-Nya untuk dikenal dan dihormati, serta penegasan bahwa Dia adalah pribadi yang hadir dan berinteraksi.

Ini bukan hanya sebuah deklarasi kekuasaan, tetapi undangan untuk mengenal Dia lebih dalam. Musa diberi kesempatan langka untuk berada dalam hadirat Tuhan, mendengarkan pengumuman langsung tentang karakter-Nya: "TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia." Pernyataan ini, yang tertulis dalam ayat-ayat berikutnya (Keluaran 34:6-7), adalah inti dari kasih karunia ilahi yang terus ditawarkan kepada umat manusia. Bahkan setelah dosa dan kegagalan, Tuhan tetap menawarkan kesempatan untuk kembali kepada-Nya, untuk mengenal sifat-Nya yang sejati.

Implikasi bagi Kehidupan Modern

Keluaran 34:4, bersama dengan kelanjutannya, memberikan pelajaran yang sangat relevan bagi kita hari ini. Kita seringkali bergumul dengan rasa bersalah, kegagalan, dan perasaan jauh dari Tuhan. Namun, kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah berjarak. Dia adalah Allah yang berinisiatif untuk mendekat, yang rindu untuk berseru, yang ingin dikenal dalam segala kemuliaan kasih dan setia-Nya.

Setiap kali kita membaca ayat ini, marilah kita mengingat bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah kita, bahkan ketika kita merasa tidak layak. Dia tidak menghakimi kita dari kejauhan, melainkan Dia yang turun, yang berdiri bersama kita, dan yang menyerukan nama-Nya, mengundang kita untuk mengalami kasih karunia-Nya yang tiada habisnya. Momen perjumpaan dengan Tuhan, seperti yang dialami Musa, adalah sebuah anugerah yang mengubah hidup, membuka pintu bagi pemulihan dan persekutuan yang mendalam. Ini adalah inti dari pesan Keluaran 34:4: Tuhan dekat, Dia peduli, dan Dia menawarkan kesempatan untuk dikenal dan dicintai.