Keluaran 37:1

"Dan Bezaleel membuat tabut itu dari kayu penaga; dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya, dan satu setengah hasta tingginya."

Kayu Penaga

Ayat pertama dari pasal 37 dalam Kitab Keluaran membuka pintu bagi kita untuk memahami keagungan sebuah karya seni ilahi. Ayat ini memperkenalkan kita kepada Bezaleel, seorang pengrajin yang dipilih Tuhan, dan tugas sucinya: membuat Tabut Perjanjian dari kayu penaga. Kata kunci keluaran 37 1 mengingatkan kita pada detail awal dari proses pembangunan Kemah Suci, sebuah tempat kediaman Allah di tengah umat-Nya. Pilihan material, kayu penaga, bukanlah sembarangan. Kayu ini dikenal kuat, tahan lama, dan memiliki serat yang indah, mencerminkan kualitas keabadian dan kemurnian yang diharapkan dari sesuatu yang dipersembahkan kepada Yang Maha Kuasa. Bezaleel, dengan keterampilan dan hikmat yang dianugerahkan Tuhan, diperintahkan untuk menciptakan sebuah wadah yang akan menampung loh-loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah. Ukuran yang spesifik – dua setengah hasta panjang, satu setengah hasta lebar, dan satu setengah hasta tinggi – menunjukkan ketelitian dan perhatian terhadap detail dalam setiap aspek pembangunan. Ini bukan sekadar peti biasa, melainkan sebuah objek sakral yang sarat makna. Perintah untuk membuat Tabut Perjanjian ini bersumber langsung dari Allah, sebagaimana tercatat dalam pasal-pasal sebelumnya di Kitab Keluaran. Bezaleel bertindak sebagai pelaksana kehendak ilahi, mengubah instruksi surgawi menjadi realitas fisik. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan, keahlian yang dikhususkan untuk tujuan mulia, dan bagaimana benda-benda yang dibuat dengan hormat dapat menjadi sarana perjumpaan dengan Tuhan. Detail yang diberikan dalam keluaran 37 1 ini memberikan gambaran konkret tentang sebuah struktur yang nantinya akan menjadi pusat ibadah dan manifestasi kehadiran Allah di antara bangsa Israel. Ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah pelajaran tentang bagaimana ketekunan, kerajinan, dan hati yang tulus dapat menghasilkan karya yang luar biasa, yang bahkan melampaui dimensi fisik dan menyentuh ranah spiritual. Lebih dari sekadar deskripsi fisik, ayat ini juga menyoroti peran individu dalam rencana ilahi. Bezaleel dan kepiawaiannya menjadi bagian tak terpisahkan dari penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan Tuhan. Setiap orang dipanggil untuk memberikan kontribusi terbaiknya, menggunakan talenta yang diberikan untuk kemuliaan-Nya. Keindahan dan ketahanan kayu penaga yang dipilih, ditambah dengan keahlian Bezaleel, melambangkan fondasi yang kuat dan keindahan yang tak lekang oleh waktu bagi hubungan antara manusia dan Allah. Kisah ini terus menginspirasi kita untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan, dengan keyakinan bahwa setiap detail diperhitungkan dalam rancangan agung-Nya.