"Dan ia membuat peti itu dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya, dan satu setengah hasta tingginya. Ia menyalutnya dengan emas murni, dari sebelah dalam dan dari sebelah luar, dan ia membuat bingkai emas sekelilingnya." (Keluaran 37:10-11)
Ayat Keluaran 37:10-11 membawa kita pada deskripsi detail mengenai pembuatan Tabut Perjanjian, sebuah relik suci yang menjadi pusat ibadah bangsa Israel. Bagian ini menyoroti ketelitian luar biasa yang diinstruksikan kepada Bezaleel, juru seni yang dipilih Tuhan, beserta para pekerja terampil lainnya. Kata kunci "keluaran 37 10" seringkali merujuk pada momen krusial ini, di mana material duniawi diubah menjadi objek ilahi melalui keahlian dan ketaatan.
Proses pembuatan Tabut Perjanjian tidak hanya sekadar soal estetika atau keterampilan tangan. Lebih dari itu, ia adalah manifestasi dari perintah ilahi. Setiap detail, mulai dari pemilihan kayu penaga (akasia), ukuran yang presisi, hingga pelapisan emas murni dari dalam dan luar, semuanya memiliki makna teologis yang mendalam. Emas murni melambangkan kesucian, kemurnian, dan kekudusan Tuhan. Penyalaapan dari segala sisi menunjukkan bahwa kekudusan Tuhan melingkupi segala aspek, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Frasa "bingkai emas sekelilingnya" dalam Keluaran 37:10 mengisyaratkan perlindungan dan kehormatan yang diberikan kepada Tabut. Ini bukan hanya hiasan, melainkan penegasan akan statusnya yang sangat istimewa dan sakral. Pekerjaan yang begitu teliti ini mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang dipercayakan, terutama yang berkaitan dengan hal-hal rohani. Tuhan tidak menginginkan pekerjaan yang asal-asalan, melainkan hati yang tulus dan keterampilan yang dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemuliaan-Nya.
Relevansi Keluaran 37 10 dalam konteks modern bisa beragam. Bagi para seniman, pengrajin, atau siapa pun yang berkecimpung dalam menciptakan sesuatu, ayat ini menjadi inspirasi untuk mengedepankan kualitas, dedikasi, dan ketelitian. Dalam dunia yang serba cepat, di mana terkadang efisiensi mengorbankan kualitas, mengingat kembali kisah pembuatan Tabut Perjanjian dapat mengingatkan kita akan nilai dari pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Lebih jauh lagi, keindahan dan kesempurnaan Tabut Perjanjian yang dijelaskan dalam Keluaran 37:10 menjadi cerminan dari kesempurnaan karya Tuhan. Setiap elemen di dalamnya dirancang dengan tujuan yang jelas dan penuh makna. Ini mengundang kita untuk merefleksikan bagaimana kita dapat menerapkan prinsip ketelitian, dedikasi, dan penggunaan talenta terbaik yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun dalam relasi dengan sesama. Kemegahan yang terpancar dari Tabut adalah pengingat bahwa di balik setiap keindahan yang luar biasa, seringkali terdapat proses yang rumit, penuh kasih, dan dikerjakan dengan hati yang tulus.
Kisah ini juga menekankan pentingnya ketaatan. Bezaleel dan para pekerja tidak hanya mahir, tetapi mereka juga menaati setiap instruksi yang diberikan. Ini adalah inti dari segala pekerjaan yang berkenan: memadukan keahlian dengan hati yang patuh. Hasilnya adalah sebuah karya yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam dan abadi.