Keluaran 37 23

"Ia membuat tujuh buah lampu pada tiang itu, semuanya menghadap ke luar."
Simbol Cahaya atau Keterangan

Makna Tersembunyi di Balik Tujuh Buah Lampu

Ayat dari Kitab Keluaran pasal 37 ayat 23 ini menggambarkan detail pembuatan tempat pelita oleh Bezalel, seorang tukang ahli yang ditugaskan oleh Allah untuk membangun Kemah Suci. Ayat ini secara spesifik menyebutkan bahwa tempat pelita memiliki tujuh buah lampu, semuanya menghadap ke luar. Di balik deskripsi teknis ini, terkandung makna spiritual yang mendalam dan relevan bagi kehidupan kita hingga kini.

Angka tujuh dalam tradisi keagamaan seringkali melambangkan kesempurnaan, kelengkapan, dan penyelesaian ilahi. Tujuh buah lampu yang ditempatkan pada satu tiang dapat diartikan sebagai sumber terang yang berasal dari satu kekuatan ilahi, namun dampaknya menyebar ke berbagai arah. Ini menyiratkan bahwa terang kebenaran, hikmat, atau kehadiran Tuhan tidak terbatas pada satu titik, melainkan menjangkau ke sekeliling, menerangi area yang lebih luas.

Terang yang Menghadap Keluar: Simbol Penyebaran dan Berkat

Aspek kunci lain dari ayat ini adalah penekanan bahwa lampu-lampu tersebut "menghadap ke luar". Ini bukan sekadar detail arsitektural, melainkan sebuah metafora yang kuat. Lampu yang menghadap ke luar berarti cahayanya tidak ditahan untuk diri sendiri, melainkan dipancarkan ke sekeliling. Dalam konteks spiritual, ini berbicara tentang pentingnya berbagi terang. Maksudnya adalah membagikan ajaran, kebaikan, kasih, dan hikmat yang kita terima dari sumber ilahi kepada orang lain, kepada dunia di sekitar kita.

Bayangkan sebuah mercusuar. Cahayanya yang kuat dan menerus memancar keluar, membimbing kapal-kapal di lautan yang gelap agar tidak tersesat. Demikian pula, kita dipanggil untuk menjadi "terang dunia". Cahaya yang kita pancarkan keluar haruslah menjadi penuntun, penghibur, dan sumber harapan bagi mereka yang mungkin sedang berada dalam kegelapan, kebingungan, atau keputusasaan.

Keluaran 37 23 dalam Kehidupan Modern

Dalam kehidupan sehari-hari, ayat ini bisa diartikan sebagai anjuran untuk tidak menyembunyikan bakat, pengetahuan, atau karunia yang telah Tuhan berikan. Sebaliknya, kita didorong untuk menggunakannya secara aktif untuk melayani sesama, membawa perubahan positif, dan menjadi berkat bagi banyak orang. Entah itu melalui pekerjaan, perbuatan baik, kata-kata penyemangat, atau sekadar kehadiran yang membawa sukacita, setiap dari kita memiliki kemampuan untuk memancarkan "terang" itu.

Tujuh buah lampu yang menyala serentak juga bisa melambangkan kerjasama dan harmoni. Ketika banyak sumber cahaya bekerja sama, kegelapan dapat dikalahkan dengan lebih efektif. Ini mengingatkan kita akan kekuatan persatuan dalam menyebarkan kebaikan. Pencerahan yang kita bawa keluar tidak harus selalu melalui tindakan heroik; seringkali, tindakan kecil yang konsisten dapat memiliki dampak yang besar. Dengan terus-menerus memancarkan terang itu, kita turut serta dalam menerangi dunia, menjadikannya tempat yang lebih baik dan lebih penuh harapan, sejalan dengan prinsip ilahi yang tergambar dalam Keluaran 37 23.