"Dan suatu tanda (kekuasaan) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka tiba-tiba mereka berada dalam kegelapan."
Dalam kitab suci Al-Qur'an, Allah SWT seringkali mengajak manusia untuk merenungi alam semesta sebagai bukti nyata kekuasaan-Nya. Salah satu surat yang kaya akan perenungan adalah Surat Yasin. Ayat ke-37 dari surat ini secara khusus menyoroti sebuah fenomena alam yang begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, namun memiliki makna spiritual yang mendalam: pergantian antara siang dan malam. Fenomena ini bukanlah kejadian acak, melainkan sebuah tatanan yang diatur oleh Sang Pencipta dengan penuh hikmah.
Ayat tersebut berbunyi, "Dan suatu tanda (kekuasaan) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka tiba-tiba mereka berada dalam kegelapan." Penggambaran "Kami tanggalkan siang dari malam itu" memberikan gambaran visual yang kuat tentang bagaimana siang perlahan-lahan "terkikis" atau menghilang dari malam, memberikan jalan bagi kegelapan untuk menyelimuti. Peristiwa ini terjadi secara teratur, setiap hari, tanpa pernah meleset. Ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa ada pengatur alam semesta yang maha kuasa dan maha bijaksana.
Ilustrasi visual perputaran bumi yang menghasilkan siang dan malam.
Lebih dari sekadar fenomena fisik, pergantian siang dan malam adalah pengingat bagi umat manusia. Malam datang membawa ketenangan, kesempatan untuk beristirahat, dan merenung. Kegelapan malam juga seringkali dikaitkan dengan introspeksi diri, kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui ibadah dan doa. "Maka tiba-tiba mereka berada dalam kegelapan" ini bisa diartikan sebagai kondisi di mana manusia terkadang lalai, tenggelam dalam urusan dunia, dan lupa akan tujuan penciptaan mereka.
Surat Yasin ayat 37 mengingatkan kita bahwa di balik setiap perubahan, ada kekuatan yang mengatur. Bumi yang terus berputar, bulan yang mengorbit, matahari yang terbit dan terbenam, semuanya adalah bagian dari sistem kosmik yang kompleks. Pergerakan bumi sendiri, yang menyebabkan pergantian siang dan malam, merupakan sebuah keajaiban. Bumi berotasi pada porosnya sekitar 24 jam, menghasilkan siklus yang tak pernah putus. Kecepatan rotasi ini, kemiringan sumbu bumi, serta jaraknya dari matahari semuanya teratur demi menopang kehidupan. Jika sedikit saja ada ketidaksesuaian, maka kehidupan di bumi akan terancam.
Ayat-ayat seperti ini mengajak kita untuk senantiasa bersyukur atas nikmat akal yang diberikan untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan merenungi keajaiban alam ini, diharapkan hati kita semakin tergerak untuk lebih taat dan patuh kepada perintah-Nya. Fenomena "keluaran 37 25" yang mungkin terasa teknis, sebenarnya merujuk pada keluaran atau manifestasi kebesaran Allah yang termaktub dalam Surat Yasin ayat 37, sebuah ayat yang terus mengingatkan kita akan keberadaan Tuhan dan keteraturan alam semesta ciptaan-Nya. Mari terus buka mata hati dan pikiran kita untuk melihat keajaiban di sekeliling kita, dan menjadikannya sebagai bekal untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik.