Ayat Keluaran 38:26 membawa kita pada deskripsi rinci mengenai persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel saat pembangunan Kemah Suci di padang gurun. Ayat ini secara spesifik menyebutkan jumlah persembahan emas dan perak yang berasal dari ratusan pria yang siap berperang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi setiap individu dalam proyek pembangunan tempat ibadah yang sakral bagi Tuhan.
Fokus utama ayat ini adalah pada jumlah persembahan yang terkumpul, yaitu "dua keping" untuk setiap pria dari tiga ratus lima puluh tujuh orang yang pergi berperang. Dari jumlah tersebut, setiap kepala mendapatkan "satu keping emas" dan enam keping perak. Angka ini, meskipun terdengar spesifik, memberikan gambaran tentang upaya kolektif dan kerelaan hati umat Tuhan untuk menyumbangkan harta benda mereka demi kemuliaan Tuhan dan kelancaran pembangunan Kemah Suci.
Lebih jauh lagi, ayat ini juga menyebutkan bahwa persembahan tersebut digunakan untuk "mezbah persembahan bakaran." Ini menggarisbawahi fungsi penting mezbah tersebut sebagai titik sentral ibadah dan pengorbanan. Perak dan emas yang dikumpulkan bukan sekadar logam mulia, melainkan menjadi bagian integral dari sarana penyembahan yang memungkinkan umat untuk mendekat kepada Tuhan dan memelihara hubungan perjanjian dengan-Nya. Kepingan-kepingan ini menjadi saksi bisu dari pengabdian dan ketaatan bangsa Israel.
Penting untuk dicatat bahwa persembahan ini berasal dari para pria yang "pergi berperang." Hal ini bisa diartikan sebagai bentuk ucapan syukur dan pengakuan atas perlindungan dan kemenangan yang Tuhan berikan kepada mereka dalam peperangan. Mereka tidak hanya memberikan sebagian dari hasil jerih payah mereka, tetapi juga aset berharga sebagai tanda terima kasih kepada Sumber segala kekuatan. Kerelaan hati untuk memberikan apa yang mereka miliki, bahkan yang paling berharga, adalah teladan yang kuat bagi kita dalam hal memberikan kepada Tuhan.
Keluaran 38:26 mengajarkan kita tentang prinsip partisipasi, kerelaan, dan kesungguhan dalam memberikan kepada Tuhan. Angka-angka yang disebutkan mungkin detail teknis, namun esensinya adalah semangat pengabdian yang tulus. Setiap persembahan, sekecil apapun, jika diberikan dengan hati yang benar, memiliki nilai yang besar di hadapan Tuhan. Penggunaan persembahan untuk mezbah persembahan bakaran juga menegaskan bahwa tujuan utama dari pemberian kita adalah untuk memuliakan Tuhan dan menopang pekerjaan-Nya, bukan untuk kepuasan diri sendiri.