Keluaran 39:19

"Kemudian mereka membuat seruas pinggang dari kain ungu tua untuk efod, sesuai dengan apa yang diperintahkan TUHAN kepada Musa."

YAHWEH

Simbol Keagungan Ilahi

Ayat dari Kitab Keluaran 39:19 ini membawa kita pada detail yang mempesona mengenai pembuatan perlengkapan ibadah bagi imam-imam Israel, khususnya efod dan seruas pinggangnya. Perintah Tuhan kepada Musa untuk membuat semua ini bukanlah sekadar urusan estetika, melainkan sarat makna spiritual yang mendalam. Kain ungu tua yang dipilih untuk seruas pinggang efod bukanlah pilihan acak. Dalam tradisi kuno, warna ungu seringkali dikaitkan dengan kebangsawanan, kekayaan, dan otoritas ilahi. Penggunaannya dalam pakaian keimaman menandakan bahwa mereka yang melayani di hadapan Tuhan mengenakan simbol kehormatan dan kesucian yang tinggi.

Efod sendiri adalah pakaian luar yang dikenakan oleh Imam Besar. Bagian seruas pinggangnya yang terbuat dari kain ungu tua ini melengkapi kesempurnaan busana tersebut. Detail ini menunjukkan betapa setiap elemen dalam ibadah yang diperintahkan Tuhan memiliki tujuan dan arti. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam penyembahan kepada Tuhan, ketelitian dan kesungguhan adalah kunci. Setiap aspek, sekecil apapun, jika dipersembahkan dengan benar, dapat menjadi ekspresi ketaatan dan kasih kita.

Proses pembuatan perlengkapan ini melibatkan tangan-tangan terampil yang diberi karunia oleh Tuhan. Ayat ini secara spesifik menyebutkan "sesuai dengan apa yang diperintahkan TUHAN kepada Musa." Penekanan pada kepatuhan terhadap perintah ilahi ini sangatlah krusial. Ini berarti bahwa bukan hanya bahan atau warna yang penting, tetapi yang terpenting adalah keselarasan dengan kehendak Tuhan. Keluaran 39:19 mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita mempersiapkan diri dan perlengkapan dalam kehidupan rohani kita. Apakah kita bertindak berdasarkan arahan Tuhan, ataukah kita mengikuti keinginan sendiri?

Warna ungu tua, yang seringkali diperoleh dari jenis kerang laut yang langka, juga menyiratkan nilai yang mahal dan pengorbanan. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai cerminan pengorbanan Kristus yang kelak akan datang, yang menjadi Imam Besar Agung bagi umat manusia. Kain ini menjadi saksi bisu dari kesucian dan otoritas yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya untuk mendekat kepada-Nya.

Dengan demikian, Keluaran 39:19 bukan sekadar catatan sejarah pembuatan pakaian keagamaan. Ia adalah undangan untuk memahami pentingnya ketaatan dalam setiap aspek ibadah, menghargai simbolisme yang terkandung dalam setiap detail, dan menyadari bahwa setiap tindakan yang dilakukan untuk kemuliaan Tuhan seharusnya dilakukan dengan kesungguhan, ketelitian, dan keselarasan dengan firman-Nya. Kilau warna ungu tua pada seruas pinggang efod menjadi pengingat akan keagungan Tuhan dan kehormatan yang dianugerahkan kepada mereka yang melayani-Nya dengan setia.