Ayat yang tertulis dalam Kitab Keluaran, pasal 39 ayat 31, membuka jendela menuju kekayaan spiritual dan detail pengerjaan yang luar biasa dalam pembangunan Kemah Suci. Peristiwa ini bukan sekadar catatan sejarah mengenai benda-benda yang dikumpulkan, melainkan sebuah cerminan dari ketaatan yang mendalam dan semangat pengorbanan yang tak terhingga dari umat Israel. Kata kunci Keluaran 39 31 membawa kita pada momen ketika segala persiapan untuk mendirikan tempat tinggal Allah di tengah umat-Nya mencapai puncaknya. Setiap elemen, setiap bahan, memiliki makna dan fungsinya masing-masing.
Deskripsi tentang kulit lembu jantan yang disamak merah, serta kulit kerang yang di atasnya, menyoroti penggunaan bahan-bahan terbaik dan paling tahan lama. Penyamakan kulit merah seringkali melambangkan pengorbanan dan penyucian, sementara penggunaan kulit kerang mungkin merujuk pada keindahan dan kemewahan, atau bahkan perlindungan yang kokoh. Pengerjaan ini dilakukan dengan ketelitian yang luar biasa, mencerminkan penghormatan dan kesungguhan hati dalam mempersembahkan yang terbaik bagi Sang Pencipta. Tidak ada detail yang terlewatkan, tidak ada bahan yang dianggap remeh. Semuanya adalah bagian integral dari sebuah rencana ilahi yang agung.
Ketersediaan barang-barang dari kayu penaga juga menjadi catatan penting. Kayu penaga, yang dikenal karena kekuatannya dan ketahanannya terhadap serangga, dipilih untuk membangun struktur Kemah Suci. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya keindahan eksternal yang diperhatikan, tetapi juga ketahanan dan keawetan dari setiap komponen yang akan digunakan. Pembangunan Kemah Suci bukanlah proyek sementara, melainkan sebuah fondasi yang kokoh untuk ibadah dan persekutuan yang berkelanjutan dengan Tuhan.
Kisah Keluaran 39 31 mengajarkan kita tentang pentingnya ketekunan dalam mengerjakan segala sesuatu. Ketika Tuhan memerintahkan pembangunan Kemah Suci, Ia memberikan instruksi yang sangat rinci, dan umat Israel merespons dengan penuh semangat dan kepatuhan. Mereka mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan, termasuk yang disebutkan dalam ayat ini, dan mengerjakannya dengan keterampilan dan hati yang tulus. Ini adalah teladan bagi kita untuk selalu memberikan yang terbaik dalam segala aspek kehidupan, baik dalam urusan pekerjaan, pelayanan, maupun hubungan pribadi.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengingatkan kita bahwa persembahan yang tulus, yang berasal dari hati yang penuh syukur dan kasih, adalah sesuatu yang berharga di mata Tuhan. Penggunaan bahan-bahan terbaik dan pengerjaan yang teliti bukan sekadar tentang menunjukkan kekayaan atau kemampuan, tetapi tentang mengekspresikan penghormatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Dengan demikian, Keluaran 39 31 tidak hanya mencatat daftar benda, tetapi juga menyimpan pelajaran berharga tentang makna sejati dari sebuah persembahan yang berkenan.