Keluaran 5:4 - Perintah yang Mengejutkan

"Lalu berkatalah mereka: "Pergilah, persembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun."

Konteks dan Makna di Balik Perkataan

Ayat Keluaran 5:4 mencatat sebuah momen krusial dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Setelah Musa dan Harun menyampaikan permintaan Firaun untuk membiarkan bangsa Israel pergi beribadah kepada TUHAN, Firaun memberikan respons yang seolah-olah terlihat memberikan ruang, namun sebenarnya penuh dengan jebakan.

Perkataan Firaun, "Pergilah, persembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun," pada pandangan pertama mungkin terdengar sebagai sebuah konsesi. Namun, bagi bangsa Israel yang telah lama terasing dari ibadah kepada Allah mereka, permintaan untuk pergi ke padang gurun untuk beribadah adalah sebuah tantangan besar. Padang gurun adalah tempat yang tandus, penuh bahaya, dan belum tentu dapat menopang kehidupan ribuan orang serta ternak mereka.

Lebih dari sekadar tempat, 'padang gurun' dalam konteks ini juga bisa diartikan sebagai sebuah ujian. Firaun tampaknya ingin menguji kesungguhan bangsa Israel dan TUHAN mereka. Jika mereka benar-benar memiliki Allah yang kuat, maka Allah itu akan sanggup menopang mereka bahkan di tempat sesulit itu. Ini adalah cara Firaun untuk meremehkan dan merendahkan kekuatan ilahi yang diklaim Musa dan Harun.

Tujuan Tersembunyi Firaun

Tujuan tersembunyi Firaun sangat jelas: ia tidak berniat melepaskan bangsa Israel secara total. Dengan mengizinkan mereka pergi hanya untuk sementara waktu dan ke tempat yang sulit, ia berharap bahwa mereka akan kembali dengan sendirinya karena kesulitan yang dihadapi. Ini adalah strategi licik untuk mempertahankan tenaga kerja budaknya yang sangat berharga.

Selain itu, permintaan ini juga menunjukkan ketidakpercayaan Firaun terhadap klaim Musa dan Harun tentang "Allah TUHAN" yang ingin mereka sembah. Firaun, sebagai penguasa Mesir yang menyembah banyak dewa, mungkin tidak memahami atau menolak konsep satu Allah yang Maha Kuasa yang dapat membebaskan umat-Nya dari cengkeraman kekaisaran terkuat di dunia pada masa itu.

Dampak dan Tindak Lanjut

Permintaan Firaun ini tidak hanya menjadi ujian bagi bangsa Israel, tetapi juga membuka jalan bagi serangkaian murka Allah yang lebih besar. Dengan penolakan Firaun untuk melepaskan mereka sepenuhnya, Allah mulai menunjukkan kuasa-Nya melalui sepuluh tulah yang mengerikan yang akan menimpa Mesir. Tulah-tulah ini dirancang untuk menghancurkan kekuatan Mesir, memaksa Firaun untuk mengakui kekuasaan TUHAN, dan akhirnya membebaskan umat pilihan-Nya.

Ayat ini mengajarkan kita bahwa seringkali, ketika kita menghadapi kesulitan dan diminta untuk "berkorban" atau "beribadah", ada baiknya kita menelaah niat di baliknya. Apakah itu adalah undangan tulus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, ataukah sebuah jebakan yang dirancang untuk menjauhkan kita dari tujuan sejati kita? Namun, yang terpenting, ayat ini mengingatkan kita akan kesetiaan Allah untuk membela umat-Nya, bahkan ketika mereka dihadapkan pada tuntutan yang tampaknya mustahil.

Ikon buku terbuka dengan cahaya menyinari