Keluaran 5:5

"Dan Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarlah umat-Ku pergi, supaya mereka dapat merayakan hari raya bagi-Ku di padang gurun."

TUHAN

Ayat ini dari Kitab Keluaran, sebuah narasi yang penuh dengan kuasa ilahi dan perjuangan kebebasan, membawa kita pada momen krusial ketika Musa dan Harun menyampaikan firman Tuhan kepada Firaun. Permintaan sederhana namun penuh makna ini bukan sekadar tuntutan politik, melainkan sebuah panggilan spiritual yang mendasar. "Biarlah umat-Ku pergi, supaya mereka dapat merayakan hari raya bagi-Ku di padang gurun," adalah inti dari wahyu yang dibawa oleh para nabi ini.

Permintaan untuk "merayakan hari raya bagi-Ku" menunjukkan pentingnya ibadah dan persekutuan dengan Tuhan. Di tengah penindasan dan perbudakan di Mesir, umat Israel kehilangan kesempatan untuk terhubung dengan pencipta mereka. Padang gurun, tempat yang sering diasosiasikan dengan kesulitan namun juga tempat penyucian, dipilih sebagai lokasi untuk ibadah. Ini menyiratkan bahwa pembebasan spiritual dan emosional sama pentingnya dengan pembebasan fisik.

Frasa "keluaran 5 5", mengacu pada ayat spesifik ini, menjadi penanda penting dalam kisah keselamatan. Ini adalah titik di mana permintaan ilahi dinyatakan secara langsung kepada penguasa duniawi. Reaksi Firaun tentu saja akan menjadi penentu nasib bangsa Israel selanjutnya. Ayat ini membuka jalan bagi serangkaian peristiwa luar biasa yang dikenal sebagai sepuluh tulah, sebuah demonstrasi kekuatan Tuhan yang tak terbantahkan.

Lebih dari sekadar peristiwa sejarah, ayat ini menawarkan pelajaran universal tentang kebebasan dan kedaulatan Tuhan. Permintaan untuk merayakan hari raya adalah ajakan untuk menempatkan Tuhan di pusat kehidupan, bahkan ketika kondisi eksternal tidak memungkinkan. Ini adalah pengingat bahwa identitas sejati sebuah bangsa terjalin erat dengan hubungannya dengan Yang Maha Kuasa.

Dalam konteks keluaran 5 5, kita melihat gambaran tentang keberanian para utusan Tuhan dalam menyampaikan pesan-Nya tanpa gentar. Mereka berdiri di hadapan kekuasaan Firaun, membawa otoritas ilahi. Ini mengajarkan pentingnya kesetiaan dan keberanian dalam mewujudkan kehendak ilahi, meskipun dihadapkan pada penolakan atau perlawanan. Padang gurun bukan hanya tempat perayaan, tetapi juga tempat pengujian iman, sebuah perjalanan menuju pengenalan diri yang lebih dalam terhadap Tuhan.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kebebasan yang sejati mencakup kebebasan untuk beribadah dan mengabdi kepada Tuhan. Tanpa kebebasan ini, sebuah bangsa atau individu mungkin terjebak dalam berbagai bentuk penindasan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu, seruan keluaran 5 5 tetap relevan hingga kini, menginspirasi kita untuk mencari kebebasan yang lebih dalam dan merayakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, di mana pun kita berada.