"Dan juga Aku telah mendengar keluhan orang Israel yang diperbudak oleh orang Mesir itu, dan Aku telah mengingat perjanjian-Ku."
(Keluaran 6:5)
Ayat Keluaran 6 5 membuka jendela ke dalam hati Tuhan yang penuh belas kasihan dan kesetiaan. Dalam konteks penderitaan bangsa Israel di tanah Mesir, ayat ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan pengingat akan sifat ilahi yang senantiasa mendengar dan bertindak bagi umat-Nya. Frasa "Aku telah mendengar keluhan orang Israel" menandakan kesadaran ilahi atas penderitaan yang dialami. Tuhan tidak tuli terhadap tangisan umat-Nya yang sedang dalam perbudakan. Dia memperhatikan setiap ratapan, setiap kesakitan, dan setiap kerinduan akan kebebasan.
Lebih dari sekadar mendengar, Tuhan juga "mengingat perjanjian-Ku". Ini adalah poin krusial yang menunjukkan dasar dari tindakan ilahi. Perjanjian yang dibuat-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub adalah fondasi dari janji pembebasan dan kepemilikan tanah yang dijanjikan. Ingatan Tuhan terhadap perjanjian ini bukan berarti Dia lupa lalu teringat kembali, melainkan sebuah penegasan akan komitmen-Nya yang teguh dan tidak berubah. Keadaan umat-Nya yang terpuruk tidak bisa membatalkan janji-Nya.
Ayat Keluaran 6 5 mengajarkan kita tentang keandalan Tuhan. Di tengah badai kehidupan, ketika beban terasa begitu berat dan harapan seakan sirna, kita dapat bersandar pada janji-janji-Nya. Sebagaimana Tuhan mendengar keluhan Israel, Dia juga mendengar doa-doa kita. Sebagaimana Dia mengingat perjanjian-Nya, Dia juga setia pada setiap kata firman-Nya. Ini memberikan kekuatan dan penghiburan yang mendalam.
Pengalaman bangsa Israel dalam Keluaran menjadi gambaran bagaimana Tuhan bekerja untuk membebaskan umat-Nya dari berbagai bentuk penindasan. Baik itu penindasan fisik, emosional, maupun spiritual, Tuhan memiliki kuasa dan kemauan untuk campur tangan. Ayat ini mendorong kita untuk terus berseru kepada Tuhan, meyakini bahwa Dia mendengar dan akan bertindak sesuai dengan kehendak dan waktu-Nya yang sempurna. Mengingat perjanjian-Nya berarti Dia akan menepati janji-Nya, membawa kita keluar dari kegelapan menuju terang kebebasan.
Dalam segala situasi, baik suka maupun duka, memahami dan merenungkan ayat seperti Keluaran 6 5 dapat menumbuhkan iman yang kokoh. Ini adalah bukti bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya dalam kesusahan. Kesetiaan-Nya adalah jangkar yang kuat bagi jiwa kita, menjamin bahwa setiap perjuangan akan membawa pada tujuan akhir yang penuh harapan, sebagaimana yang dijanjikan dalam perjanjian-Nya.