Kisah Mukjizat yang Menggetarkan
Ayat 7:10 dari Kitab Keluaran mencatat salah satu peristiwa paling dramatis dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini melibatkan Musa dan Harun yang menghadapi Firaun, raja Mesir yang keras hati, dan menunjukkan kuasa ilahi yang luar biasa melalui tongkat Harun. Ketika Harun melemparkan tongkatnya ke tanah di hadapan Firaun dan para pegawainya, keajaiban terjadi: tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar.
Mukjizat ini bukan sekadar pertunjukan kekuatan yang menakutkan. Ia adalah tanda pertama dari serangkaian sepuluh tulah yang akan ditimpakan Allah ke atas Mesir sebagai hukuman atas penolakan Firaun untuk membiarkan bangsa Israel pergi. Dengan mengubah tongkat menjadi ular, Allah menunjukkan kepada Firaun dan seluruh Mesir bahwa kuasa yang dipegang oleh Musa dan Harun jauh melampaui segala kekuatan sihir atau kemampuan para penyihir istana Mesir. Para ahli sihir Firaun, dalam upaya mereka untuk meniru mukjizat ini, berhasil juga mengubah tongkat mereka menjadi ular, namun ular Harun menelan semua ular buatan mereka. Ini menegaskan keunggulan kuasa TUHAN.
Simbolisme dan Makna Mendalam
Tongkat itu sendiri memiliki makna simbolis yang kaya. Dalam budaya kuno, tongkat seringkali melambangkan otoritas, kekuasaan, dan kepemimpinan. Bagi Harun, tongkat itu adalah perpanjangan dari dirinya sebagai nabi dan imam, yang berbicara atas nama Allah. Ketika tongkat itu berubah menjadi ular, ia melambangkan transformasi. Ular bisa memiliki konotasi yang beragam; terkadang dikaitkan dengan bahaya dan kematian, namun dalam konteks ini, ia menjadi alat keadilan ilahi. Kehadiran ular yang melambangkan kuasa yang menelan ular-ular lain juga bisa diartikan sebagai kemenangan kebenaran atas kepalsuan.
Peristiwa ini juga menyoroti tema iman dan ketidakpercayaan. Musa dan Harun harus menunjukkan iman yang teguh untuk melaksanakan perintah Allah ini, meskipun menghadapi raja yang berkuasa. Sebaliknya, Firaun dan para pegawainya menyaksikan keajaiban ini, namun hati mereka tetap mengeras karena ketidakpercayaan. Mukjizat ini merupakan kesempatan bagi Firaun untuk bertobat, namun ia memilih untuk tetap dalam penolakannya, yang akhirnya membawa murka Allah atas negerinya.
Keluaran 7:10 mengajarkan kita tentang kekuatan Allah yang tak terbatas. Ketika Allah bertindak, tidak ada yang mustahil. Ia menggunakan sarana yang sederhana, seperti tongkat biasa, untuk melakukan tindakan yang luar biasa. Ini adalah pengingat bahwa Allah dapat bekerja melalui siapa saja dan apa saja untuk mencapai tujuan-Nya. Bagi umat-Nya, kisah ini menjadi sumber penghiburan dan harapan, menunjukkan bahwa Allah setia kepada janji-janji-Nya dan akan membebaskan umat-Nya dari penindasan, bahkan ketika situasinya tampak mustahil. Mukjizat ini menjadi awal dari perjalanan panjang menuju kemerdekaan dan pembangunan identitas bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah.