Berkatalah Musa dan Harun kepada Firaun: "Mintalah kepada TUHAN, supaya jauh dari padaku dan dari rakyatmu segala katak-katak itu, dan aku akan membiarkan rakyatmu pergi, jangan mempersembahkan korban kepada TUHAN."
Ayat yang terpilih dari Kitab Keluaran ini membuka jendela pada momen krusial dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Di tengah kekacauan dan ketidakpercayaan yang diciptakan oleh tulah-tulah yang menimpa Mesir, Musa dan Harun menyampaikan sebuah ultimatum yang sarat dengan makna. Poin penting dari Keluaran 8:10 bukanlah sekadar permintaan untuk menghentikan satu dari sekian banyak wabah yang mengerikan, melainkan sebuah penawaran perjanjian yang didasari oleh otoritas Ilahi. Firaun, sang penguasa tiran yang keras kepala, dihadapkan pada pilihan: mengizinkan bangsa Israel pergi untuk beribadah kepada Tuhan mereka, atau menanggung konsekuensi yang lebih dahsyat lagi.
Simbol kebebasan dan intervensi ilahi.
Tawaran ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan demonstrasi superioritas kuasa Tuhan atas dewa-dewa Mesir. Firaun, yang sebelumnya begitu sombong dan menolak untuk mengindahkan peringatan, kini diminta untuk "memohon" kepada Tuhan agar tulah katak dihilangkan. Ini adalah pengakuan implisit terhadap kekuasaan Tuhan yang melampaui segala sesuatu yang Firaun dan rakyatnya yakini. Kemerdekaan yang ditawarkan bukan hanya sekadar kebebasan fisik dari kerja paksa, tetapi juga kebebasan spiritual untuk menjalankan ibadah yang benar, sesuatu yang telah lama terlarang di bawah tirani Mesir.
Inti dari Keluaran 8:10 adalah janji kemerdekaan yang terikat pada kepatuhan terhadap perintah ilahi. Tuhan tidak hanya ingin membebaskan umat-Nya dari penindasan, tetapi juga ingin mengembalikan mereka pada tujuan penciptaan mereka: untuk mengenal, memuji, dan menyembah Dia. Firaun memiliki kesempatan untuk memfasilitasi tujuan ini dengan melepaskan umat Israel. Permintaan untuk menjauhkan katak-katak, yang merupakan simbol kekacauan dan kesuburan dalam kepercayaan Mesir, juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Penghapusan tulah ini akan menjadi bukti nyata akan kuasa Tuhan yang dapat mengendalikan bahkan aspek-aspek kehidupan yang paling mendasar yang diyakini dikuasai oleh dewa-dewa Mesir.
Kisah ini memberikan pelajaran abadi tentang perjuangan antara kebebasan dan penindasan, iman dan ketidakpercayaan, serta kuasa Tuhan yang tak terbantahkan. Pesan dalam Keluaran 8:10 mengingatkan kita bahwa kemerdekaan sejati sering kali datang melalui pengakuan atas otoritas yang lebih tinggi dan keberanian untuk menolak segala bentuk tirani, baik itu yang bersifat fisik, mental, maupun spiritual. Tawaran untuk kebebasan dan pengampunan selalu terbuka, namun seringkali membutuhkan langkah pertama berupa pengakuan dan kerelaan untuk membebaskan mereka yang tertindas.