TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukullah debu tanah, maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir."
Kisah yang tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 8, ayat 16, menandai sebuah titik balik penting dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Perintah Tuhan kepada Musa untuk memerintahkan Harun mengulurkan tongkatnya dan memukul debu tanah, yang kemudian berubah menjadi nyamuk, bukanlah sekadar demonstrasi kekuatan ilahi yang luar biasa. Ini adalah langkah strategis yang dirancang untuk menggoyahkan keyakinan dan kekuasaan Firaun, serta menunjukkan kepada seluruh bangsa Mesir bahwa dewa-dewa mereka tidak berdaya melawan Tuhan semesta alam.
Sebelumnya, Firaun telah berulang kali menolak untuk membiarkan bangsa Israel pergi, meskipun Musa dan Harun telah menyampaikan pesan dari Tuhan. Tulah-tulah sebelumnya, seperti air sungai yang berubah menjadi darah dan wabah katak, memang telah membawa penderitaan, namun Firaun tetap keras hati. Ayat 16 ini membuka babak baru dalam rentetan tulah, sebuah bukti yang lebih halus namun sangat menjengkelkan dan meluas. Nyamuk, meskipun kecil, dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang luar biasa, mengganggu kehidupan sehari-hari, dan menyebarkan penyakit. Kemunculannya yang tiba-tiba dan merajalela ini menjadi pukulan telak yang tidak dapat diabaikan.
Perintah ini secara implisit menyoroti ketidakberdayaan para penyembah berhala Mesir. Nyamuk tidak memiliki dewa pelindung dalam mitologi Mesir yang mampu mengalahkannya. Bahkan para dukun Mesir pun mengakui bahwa "Inilah jari Allah!" ketika tulah ini muncul, sebuah pengakuan yang sebelumnya tidak pernah mereka keluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang bekerja bukanlah kekuatan biasa, melainkan kekuatan ilahi yang melampaui segala pemahaman manusia.
Keluaran 8 16 juga mengajarkan tentang kedaulatan Tuhan atas segala ciptaan, bahkan yang terkecil sekalipun. Debu tanah, yang dianggap remeh dan tidak berarti, diubah menjadi bala tentara nyamuk yang efektif dalam menyampaikan pesan penghukuman Tuhan. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan dapat menggunakan alat apa pun, sekecil apa pun, untuk mencapai tujuan-Nya. Tongkat Harun, yang sebelumnya digunakan untuk mengubah air Nil menjadi darah, kini kembali berperan, menunjukkan kontinuitas kuasa ilahi yang tak terbantahkan.
Tulah nyamuk ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan mendengarkan doa umat-Nya dan bertindak untuk membebaskan mereka dari penindasan. Namun, itu juga merupakan peringatan keras bagi mereka yang menolak kehendak Tuhan. Peristiwa Keluaran 8 16 terus bergema sebagai pengingat akan kuasa Tuhan yang mutlak, ketidakberdayaan kekuatan duniawi di hadapan-Nya, dan pentingnya ketaatan. Bagi bangsa Israel, ini adalah langkah penting menuju kebebasan; bagi Mesir, ini adalah pelajaran yang tak terlupakan tentang konsekuensi menentang Sang Pencipta.
Peristiwa ini juga menggarisbawahi betapa pentingnya memperhatikan tanda-tanda ilahi di sekitar kita, bahkan dalam hal-hal yang mungkin tampak kecil atau tidak signifikan. Keluaran 8 16, dengan fokus pada keluaran 8 dan ayat 16, membuka pintu pemahaman yang lebih dalam tentang rencana Tuhan yang agung, yang bahkan memanfaatkan elemen terkecil dari alam semesta untuk menyatakan keagungan-Nya dan membawa pembebasan.