Keluaran 9 24: Murka Ilahi dan Keadilan Ilahi

"Dan ketika manusia itu hendak melarikan diri, TUHAN menurunkan hujan es, dan api menyambar-nyambar dari langit di tengah-tengah hujan es itu, dan hujan itu menghujani seluruh tanah Mesir, baik binatang maupun segala sesuatu yang ada di padang."

Ilustrasi hujan es dan api menyambar dari langit

Kisah yang tertulis dalam Kitab Keluaran 9:24 adalah salah satu gambaran paling dramatis dari intervensi ilahi yang kuat dan menghancurkan. Ayat ini menceritakan salah satu dari sepuluh tulah yang ditimpakan Tuhan atas Mesir, sebagai respons terhadap penolakan Firaun untuk membiarkan umat Israel pergi. Hujan es yang bercampur dengan api yang menyambar-nyambar dari langit adalah fenomena alam yang luar biasa, menunjukkan kekuatan mutlak yang dimiliki Sang Pencipta atas seluruh ciptaan.

Peristiwa ini bukan sekadar bencana alam biasa. Ini adalah manifestasi dari murka ilahi terhadap kesombongan dan kekerasan hati Firaun. Setiap tulah memiliki tujuan spesifik, untuk mempermalukan dewa-dewa Mesir dan menunjukkan kepada Firaun serta rakyatnya bahwa tidak ada yang setara dengan Tuhan yang Mahakuasa. Hujan es yang menghancurkan segala sesuatu yang ada di padang—baik binatang, tanaman, maupun manusia yang tertangkap di luar—adalah bukti nyata dari ketidakberdayaan manusia di hadapan kuasa Tuhan.

Namun, di balik gambaran kehancuran ini, ada pesan tentang keadilan ilahi. Tuhan tidak bertindak secara semena-mena. Tindakan-Nya adalah respons terhadap penindasan dan ketidakadilan yang dialami umat Israel di Mesir selama ratusan tahun. Hujan es dan api ini menjadi penegasan bahwa Tuhan melihat penderitaan umat-Nya dan akan bertindak untuk membebaskan mereka dari perbudakan.

Ayat Keluaran 9:24 juga menekankan sifat dualistik dari kekuatan ilahi. Tuhan mampu menciptakan dan memelihara, tetapi Dia juga mampu menghancurkan ketika keadilan menuntutnya. Hujan es dan api yang menyertai turunnya tidak hanya menghancurkan, tetapi juga memberikan sebuah pelajaran yang tak terhapuskan. Bagi umat Israel, ini adalah tanda harapan dan janji pembebasan. Bagi orang Mesir, ini adalah peringatan keras tentang kekuatan yang tidak bisa ditentang.

Bagi kita yang membaca kisah ini, Keluaran 9:24 mengajarkan pentingnya mendengarkan peringatan ilahi dan tidak mengeraskan hati. Keadilan ilahi pada akhirnya akan tegak, dan kesombongan manusia akan berhadapan dengan konsekuensinya. Ayat ini menjadi pengingat bahwa Tuhan adalah hakim yang adil, yang peduli terhadap umat-Nya dan akan bertindak untuk menegakkan kebenaran, bahkan melalui cara-cara yang mengejutkan dan dahsyat.

Penggambaran yang begitu hidup ini juga mengundang refleksi tentang sifat alam itu sendiri. Dalam pandangan teologis, fenomena alam dapat menjadi wahana bagi Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya. Hujan es yang luar biasa, ditambah dengan fenomena api yang menyambar, bukan hanya sekadar gambaran dramatis, tetapi juga ilustrasi bagaimana Tuhan dapat menggunakan elemen alam sebagai alat penghakiman atau alat untuk mencapai tujuan-Nya yang lebih besar.

Kisah ini secara fundamental berbicara tentang kekuasaan absolut Tuhan atas alam semesta. Segala hukum alam, segala kekuatan meteorologi, tunduk pada kehendak-Nya. Apa yang bagi manusia tampak sebagai kejadian alam yang tak terhindarkan, bagi umat yang beriman adalah penegasan tentang kebesaran dan kuasa Tuhan yang tidak terbatas.

Dengan memahami Keluaran 9:24, kita diingatkan bahwa keadilan ilahi itu nyata. Meskipun sering kali kita menyaksikan ketidakadilan merajalela di dunia, keyakinan akan adanya kekuasaan yang lebih tinggi yang akan menegakkan kebenaran memberikan penghiburan dan harapan. Kisah ini menggarisbawahi bahwa pada akhirnya, setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban, dan keadilan akan menemukan jalannya.