Kisah Para Rasul 1:8

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Kisah Para Rasul pasal 1 hingga 12 merupakan fondasi cerita tentang bagaimana gereja Kristen mula-mula bertumbuh dan menyebar, berpusat pada pelayanan dan kesaksian para rasul setelah kenaikan Yesus ke surga. Peristiwa-peristiwa dalam pasal-pasal ini tidak hanya mencatat kebangkitan dan kenaikan Yesus, tetapi juga pemilihan pengganti Yudas Iskariot, dan yang terpenting, pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta.

Ayat kunci dari Kisah Para Rasul 1:8 menegaskan misi besar yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya. Setelah menerima kuasa dari Roh Kudus, mereka diperintahkan untuk menjadi saksi Kristus di seluruh penjuru dunia. Kegenapan janji ini terjadi di Yerusalem, di mana Roh Kudus turun dengan dahsyat, memberikan keberanian dan karunia kepada para rasul untuk memberitakan Injil.

Peristiwa Pentakosta adalah titik tolak yang monumental. Ribuan orang Yahudi dari berbagai bangsa berkumpul di Yerusalem untuk merayakan hari raya itu. Ketika Roh Kudus turun, para rasul mulai berbicara dalam berbagai bahasa, menyampaikan berita keselamatan dengan jelas dan penuh kuasa. Banyak yang mendengar, tergerak hati, bertobat, dan dibaptis, sehingga gereja mula-mula bertambah dengan cepat. Ini adalah bukti nyata bahwa pesan Injil dirancang untuk menjangkau semua orang, tanpa memandang latar belakang.

Selanjutnya, Kisah Para Rasul mencatat bagaimana para rasul, terutama Petrus dan Yohanes, terus memberitakan tentang Yesus Kristus. Mereka melakukan mukjizat, menyembuhkan orang sakit, dan memperlihatkan kuasa Allah yang bekerja melalui mereka. Kisah orang lumpuh yang disembuhkan di Gerbang Indah (Pasal 3) dan keberanian rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama (Pasal 4) menunjukkan semangat yang tak tergoyahkan dan keyakinan yang teguh dalam Kristus. Meskipun menghadapi penganiayaan dan ancaman, mereka tidak gentar, melainkan semakin berani berbicara.

Perkembangan gereja juga diwarnai dengan tantangan internal. Kisah Ananias dan Safira (Pasal 5) menjadi peringatan akan keseriusan ketidakjujuran di hadapan Allah dan persekutuan orang percaya. Di sisi lain, pembentukan diaken untuk melayani kebutuhan kaum janda (Pasal 6) menunjukkan kebijaksanaan gereja dalam mengatur diri agar para rasul dapat terus berfokus pada doa dan pelayanan firman.

Perjalanan Injil mulai meluas ke luar Yerusalem. Stefanus, salah satu diaken yang penuh iman dan Roh Kudus, menjadi martir pertama gereja (Pasal 7), namun kematiannya justru memicu penyebaran Injil lebih jauh ke Yudea dan Samaria. Saulus, yang kemudian dikenal sebagai Rasul Paulus, awalnya menjadi penganiaya gereja yang ganas, tetapi perjumpaan transformatif dengan Yesus dalam perjalanan ke Damaskus (Pasal 9) mengubah hidupnya secara drastis. Ia kemudian menjadi rasul yang paling gigih dalam memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi.

Kisah Para Rasul 1-12 menampilkan gambaran yang dinamis tentang sebuah gerakan baru yang lahir dari kuasa ilahi. Kisah rasul rasul 1 12 ini adalah bukti bahwa iman yang sejati, ketika digerakkan oleh Roh Kudus, mampu menembus batas-batas, menghadapi rintangan, dan membawa perubahan yang luar biasa, dimulai dari Yerusalem hingga ke ujung bumi, sebagaimana firman Tuhan.