Kisah Para Rasul 1:15

"Pada hari-hari itu, ketika jumlah murid bertambah kurang lebih seratus dua puluh orang, berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara itu..."

Persekutuan Awal Para Murid

Konteks dan Makna Ayat

Ayat pembuka dari Kisah Para Rasul ini membawa kita kembali ke momen krusial setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga. Para pengikut-Nya, yang kini berjumlah sekitar seratus dua puluh orang, berkumpul dalam persekutuan yang erat. Ini bukanlah sekadar perkumpulan biasa, melainkan sebuah komunitas yang berbagi iman, harapan, dan penantian akan janji Roh Kudus yang telah diberikan oleh Kristus sebelum Ia terangkat. Ayat ini menandai dimulainya sebuah babak baru dalam sejarah kekristenan, sebuah era di mana para rasul dan murid-murid awal akan menjadi saksi dan agen penyebaran Injil ke seluruh penjuru dunia.

Tindakan Petrus yang berdiri di tengah-tengah mereka adalah sebuah simbol kepemimpinan yang muncul secara alami dalam komunitas tersebut. Setelah kebangkitan Yesus, Petrus memang kerap kali tampil sebagai juru bicara utama para rasul. Keberaniannya, meskipun pernah menyangkal Yesus, kini telah dipulihkan dan diperkuat oleh perjumpaan pasca-kebangkitan. Ia menjadi figur yang kokoh untuk memimpin diskusi dan mengambil tindakan dalam menghadapi situasi baru ini.

Pertumbuhan dan Penantian

Jumlah seratus dua puluh orang ini mencakup para rasul yang dipilih secara langsung oleh Yesus, para wanita yang mengikuti-Nya, keluarga-Nya, dan murid-murid lain yang telah menyaksikan langsung karya dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti dari Gereja mula-mula, sebuah cikal bakal yang kecil namun memiliki potensi yang luar biasa. Kata "bertambah kurang lebih" menunjukkan bahwa angka ini bersifat perkiraan, menekankan pada kebersamaan dan pertumbuhan spiritual yang sedang terjadi. Mereka tidak hanya bertambah dalam jumlah, tetapi juga dalam pemahaman dan keyakinan mereka.

Persekutuan ini penuh dengan penantian. Mereka tahu bahwa Yesus telah berjanji untuk mengutus Roh Kudus, "penghibur," yang akan memberi mereka kuasa untuk menjadi saksi-Nya. Penantian ini bukanlah pasif, melainkan aktif dalam doa dan kebersamaan. Mereka mempersiapkan diri untuk menerima percikan api ilahi yang akan membakar semangat mereka dan mengubah mereka menjadi pribadi-pribadi yang berani menyebarkan kabar baik tentang keselamatan melalui Yesus Kristus.

Kisah Para Rasul: Tonggak Sejarah

Kitab Kisah Para Rasul sendiri merupakan catatan sejarah yang tak ternilai, ditulis oleh Lukas, yang juga menulis Injil Lukas. Kitab ini merinci bagaimana Gereja mula-mula berkembang, dimulai dari Yerusalem dan meluas hingga ke Roma. Ini adalah kisah tentang iman yang ditantang, penganiayaan yang dihadapi, dan kemenangan Injil yang tak terbendung. Ayat 1:15 adalah fondasi yang diletakkan sebelum bangunan megah Injil itu didirikan.

Dari kelompok kecil yang berkumpul dalam kerinduan dan penantian inilah, kisah-kisah luar biasa para rasul terbentang. Mereka akan menghadapi penolakan, mukjizat akan menyertai pemberitaan mereka, dan kerajaan Allah akan terus meluas. Kisah Para Rasul 1:15 mengingatkan kita bahwa setiap gerakan besar seringkali dimulai dari kelompok kecil yang bersatu dalam tujuan dan keyakinan yang sama, menunggu kuasa Ilahi untuk menggerakkan mereka. Peristiwa yang dicatat dalam ayat ini adalah awal dari sebuah perjalanan epik yang membentuk dunia.