Kisah Para Rasul 1:14 - Jemaat yang Berdoa

"Yang semuanya bertekun dengan satu hati dalam doa bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan Listo-Nya juga."

Doa Jemaat Roh Kudus

Ayat pembuka Kitab Kisah Para Rasul ini membawa kita pada momen krusial dalam sejarah gereja mula-mula. Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke sorga, para murid dan pengikut-Nya tidak larut dalam kesedihan atau ketidakpastian. Sebaliknya, mereka berkumpul, membentuk sebuah komunitas yang erat, dan satu hal yang menonjol dari pertemuan mereka adalah tekun dalam doa bersama. Ayat 14 dari pasal pertama ini memberikan gambaran yang jelas tentang suasana saat itu: sebuah kebulatan tekad, kesatuan hati, dan fokus yang sama dalam merindukan dan menantikan janji Tuhan.

Frasa "bertekun dengan satu hati" menekankan pentingnya kesatuan. Dalam menghadapi masa depan yang belum pasti, tanpa kehadiran fisik Yesus, para pengikut-Nya memilih untuk bersatu. Ini bukan sekadar pertemuan fisik, melainkan kesatuan rohani yang lahir dari iman yang sama dan harapan yang sama. Kesatuan ini menjadi fondasi yang kuat bagi mereka untuk menghadapi tantangan apa pun. Mereka menyadari bahwa kekuatan mereka tidak terletak pada jumlah atau kemampuan individu, melainkan pada kuasa Tuhan yang bekerja melalui komunitas yang bersatu.

Kemudian, ayat ini secara spesifik menyebutkan "dalam doa bersama". Doa bukan hanya aktivitas pribadi, tetapi sebuah tindakan komunal yang membangun. Doa bersama menciptakan ikatan yang lebih dalam antar sesama orang percaya. Dalam doa, mereka melepaskan kekhawatiran, menyerahkan masa depan ke dalam tangan Tuhan, dan memohon pimpinan serta kekuatan dari Dia. Ini menunjukkan bahwa para murid memahami pentingnya kehadiran dan intervensi ilahi dalam kelanjutan pelayanan mereka. Mereka tidak mencoba untuk melanjutkan misi Yesus dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan bergantung sepenuhnya pada tuntunan Roh Kudus.

Penting juga untuk dicatat bahwa dalam kelompok doa ini, hadir "beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan Listo-Nya juga". Kehadiran Maria, ibu Yesus, dan wanita-wanita lain menunjukkan inklusivitas komunitas. Semua orang, tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang, dipanggil untuk bersatu dalam doa dan iman. Kehadiran Maria, yang telah mengalami kehamilan ajaib dan menyaksikan banyak mukjizat Yesus, kemungkinan memberikan perspektif unik dan penguatan iman bagi yang lain. Demikian pula, "saudara-saudara-Nya" (sering diinterpretasikan sebagai Listo-Nya) juga bergabung, menunjukkan transformasi iman dalam keluarga Yesus sendiri.

Kisah Rasul 1:14 bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah teladan yang sangat relevan bagi gereja di segala zaman. Ia mengajarkan bahwa doa yang tekun dan kesatuan hati adalah kunci untuk menerima pemenuhan janji Tuhan dan untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di dunia. Saat kita menghadapi tantangan dalam kehidupan pribadi maupun komunitas, meneladani jemaat mula-mula ini dalam berdoa dengan satu hati adalah langkah fundamental untuk mengalami kuasa dan pimpinan ilahi. Ini adalah undangan bagi kita untuk merenungkan seberapa tekun kita berdoa bersama, seberapa kuat kesatuan hati dalam komunitas iman kita, dan seberapa besar kita mengandalkan Tuhan untuk langkah-langkah selanjutnya.