Iman & Jawaban Surgawi

Ilustrasi visioner Kornelius dan respons ilahi.

Kisah Rasul 10:30 - Iman Kornelius

"Dan Kornelius berkata: 'Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu ini aku sedang berdoa di rumahku pada pukul tiga sore, dan lihatlah, seorang pria berdiri di depanku dengan pakaian berkilauan."

Kisah di Balik Ayat

Kisah yang tercatat dalam Kitab Para Rasul pasal 10 ini merupakan momen krusial dalam sejarah kekristenan awal. Ayat 10:30 merujuk pada jawaban langsung dari surga yang diterima oleh Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh, yang tinggal di Kaisarea. Kornelius digambarkan sebagai seorang yang takut akan Allah, memberi sedekah kepada orang banyak, dan selalu berdoa.

Meskipun ia adalah seorang bukan Yahudi (gentilis), Kornelius memiliki hati yang tulus mencari kebenaran ilahi. Ketaatannya dalam berdoa dan kedermawanannya telah diperhatikan oleh Allah. Pada suatu hari, saat ia sedang berdoa, sebuah penglihatan yang menakjubkan terjadi. Ia melihat seorang malaikat Allah datang kepadanya dan berkata, "Kornelius."

Dengan rasa hormat dan sedikit ketakutan, Kornelius bertanya, "Ada apa, Tuhan?" Malaikat itu kemudian memberitahunya bahwa doa-doanya dan sedekah-sedekahnya telah diperhatikan sebagai kenang-kenangan di hadapan Allah. Pesan penting yang disampaikan malaikat itu adalah agar Kornelius mengirim orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus.

Sebuah Perintah Ilahi dan Pembukaan Jalan

Ayat 10:30, "Dan Kornelius berkata: 'Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu ini aku sedang berdoa di rumahku pada pukul tiga sore, dan lihatlah, seorang pria berdiri di depanku dengan pakaian berkilauan," merupakan bagian dari kesaksian Kornelius sendiri ketika Petrus akhirnya tiba di rumahnya. Pernyataan ini mengkonfirmasi ketepatan waktu dan detail dari penglihatan yang diterimanya.

Pengalaman Kornelius ini bukan hanya tentang dirinya semata. Ini adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar untuk membuka pintu Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Sebelumnya, pemberitaan Injil terbatas pada orang Yahudi. Namun, melalui Kornelius dan Petrus, Allah menunjukkan bahwa keselamatan melalui Yesus Kristus tersedia bagi siapa saja yang percaya, tanpa memandang suku atau latar belakang.

Ketaatan dan Konsekuensi yang Luar Biasa

Kornelius tidak ragu sedikit pun. Segera setelah malaikat itu pergi, ia memanggil dua hambanya dan seorang prajurit yang saleh dari antara orang-orang yang selalu menyertainya. Ia menjelaskan penglihatan itu kepada mereka dan mengutus mereka ke Yope. Ini menunjukkan betapa besar imannya dan betapa cepat ia bertindak berdasarkan firman yang diterimanya.

Sementara itu, Allah juga bekerja melalui Petrus. Petrus, yang berada di Yope, memiliki penglihatannya sendiri yang memperjelas kehendak Allah tentang orang-orang bukan Yahudi. Ketika utusan Kornelius tiba, Roh Kuduslah yang mendorong Petrus untuk pergi bersama mereka, meskipun ia tahu bahwa pergi ke rumah seorang bukan Yahudi adalah sesuatu yang tidak lazim bagi orang Yahudi pada masa itu.

Kisah Kornelius dan Petrus ini adalah bukti nyata bahwa Allah mendengar doa orang-orang yang mencari-Nya dengan tulus. Ia menjawab doa-doa tersebut dengan cara yang seringkali di luar dugaan kita, membuka pemahaman baru, dan mengarahkan kita pada rencana-Nya yang mulia. Iman Kornelius, yang didasari oleh ketaatan dan doa, menjadi pintu gerbang bagi jutaan orang dari bangsa-bangsa lain untuk menerima kabar baik tentang keselamatan.

Peristiwa ini menegaskan bahwa Allah tidak memandang bulu. Bagi-Nya, orang yang takut akan Dia dan yang berbuat kebenaran, dari bangsa mana pun, berkenan kepada-Nya. Kisah Rasul 10:30 adalah pengingat abadi tentang bagaimana iman yang tulus dapat membuka jalan bagi intervensi ilahi yang mengubah hidup dan membuka babak baru dalam sejarah.