"Kamu tahu tentang pekerjaan yang telah terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes."
Ayat dari Kisah Para Rasul 10:37 ini menjadi titik krusial dalam narasi awal Kekristenan. Ayat ini diucapkan oleh Rasul Petrus dalam sebuah pertemuan yang luar biasa dengan Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh dan merupakan orang non-Yahudi pertama yang mendengarkan Injil secara langsung melalui pelayanan para rasul. Kata-kata Petrus ini bukan sekadar pengantar biasa, melainkan sebuah ringkasan padat tentang dasar pengajaran dan pelayanan Yesus Kristus yang telah dimulai dan menyebar.
Petrus memulai kesaksiannya dengan merujuk pada "pekerjaan yang telah terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes." Pernyataan ini secara implisit mengingatkan Kornelius dan orang-orang yang hadir di rumahnya tentang rentetan peristiwa penting yang telah menggemparkan kawasan tersebut. Peristiwa-peristiwa ini tidak terjadi secara sporadis atau tersembunyi, melainkan merupakan sebuah "pekerjaan" yang terlihat, yang berdampak luas, dan telah menjadi buah bibir.
Kata kunci di sini adalah "sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes." Yohanes Pembaptis adalah sosok yang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi pendahulu Yesus. Pelayanannya adalah panggilan pertobatan dan persiapan hati umat Israel untuk menyambut kedatangan Mesias. Pelayanan Yohanes, termasuk baptisannya, menandai dimulainya era baru, sebuah babak persiapan ilahi sebelum Yesus sendiri mulai menyatakan diri-Nya secara penuh.
Petrus menegaskan bahwa apa yang terjadi selanjutnya, yaitu pelayanan Yesus, adalah kelanjutan dari persiapan itu. Yesus tidak datang tiba-tiba. Kedatangan-Nya dan segala pekerjaan-Nya, mulai dari pengajaran, mukjizat, penyembuhan, hingga kematian dan kebangkitan-Nya, adalah inti dari "kabar baik" atau Injil. Petrus menekankan bahwa Yesus dari Nazaret ini adalah pribadi yang diurapi Allah dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Dia telah berkeliling, berbuat baik, dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, karena Allah menyertai Dia.
Kisah rasul rasul 10 37 ini menjadi jembatan penting. Ia menghubungkan pelayanan persiapan Yohanes Pembaptis dengan pelayanan penggenapan oleh Yesus Kristus. Ini adalah bukti bahwa pesan Injil bukanlah cerita baru yang muncul entah dari mana, melainkan kelanjutan dari rencana keselamatan Allah yang telah diwahyukan dan dipersiapkan sejak lama. Bagi Kornelius dan gentile lainnya, ini adalah pemahaman yang revolusioner. Mereka menyadari bahwa kabar baik ini bukan hanya untuk bangsa Yahudi, tetapi untuk semua orang yang percaya, tanpa terkecuali.
Petrus, melalui kata-katanya yang ringkas namun penuh makna ini, sedang meletakkan fondasi bagi pemahaman bahwa pesan Yesus telah menyebar luas dan memiliki otoritas ilahi. Pernyataannya membuka pintu bagi Kornelius dan seluruh rumah tangganya untuk menerima Roh Kudus dan dibaptis, menandai momen penting dalam perluasan Injil kepada bangsa-bangsa lain, sesuai dengan perintah agung yang kemudian diberikan oleh Yesus sendiri.
Dalam konteks Kekinian, kisah rasul rasul 10 37 mengingatkan kita akan keutuhan rencana Allah dan keberlanjutan karya-Nya melalui Roh Kudus hingga kini. Kabar baik yang dibawa oleh Yesus Kristus tetap relevan dan terus menyebar, melampaui batas-batas budaya, bangsa, dan waktu. Kita dipanggil untuk terus menjadi saksi karya Allah di dunia.