Ayat ke-20 dari pasal ke-11 dalam Kitab Kisah Para Rasul menceritakan sebuah momen krusial dalam penyebaran Injil. Ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah gambaran tentang bagaimana pesan penebusan Yesus Kristus mulai menembus batas-batas geografis dan etnis yang sebelumnya sulit ditembus. Kisah ini menyoroti semangat misionaris yang mulai membara di hati para pengikut Yesus.
Sebelumnya, pemberitaan Injil sebagian besar terbatas pada komunitas Yahudi. Namun, setelah peristiwa penganiayaan yang memaksa banyak orang percaya tercerai-berai dari Yerusalem, benih-benih Firman mulai ditaburkan di tempat-tempat baru. Ayat ini secara spesifik menyebutkan kehadiran orang-orang dari Siprus dan Kirene di kota Antiokhia. Mereka adalah individu-individu yang, karena latar belakang mereka yang beragam, memiliki perspektif yang lebih luas. Alih-alih hanya berbicara kepada sesama Yahudi, mereka dengan berani melangkah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang Yunani.
Penting untuk dicatat bahwa orang Yunani pada masa itu bukanlah orang Yahudi. Mereka memiliki budaya, tradisi, dan kepercayaan yang berbeda. Menjangkau mereka dengan pesan tentang seorang tokoh Yahudi bernama Yesus yang telah bangkit dari kematian adalah sebuah lompatan iman yang besar. Tindakan mereka ini menunjukkan keberanian dan keyakinan yang mendalam akan kebenaran Injil yang mereka pegang. Mereka tidak merasa terintimidasi oleh perbedaan budaya atau potensi penolakan, melainkan didorong oleh keinginan tulus untuk membagikan apa yang telah mengubah hidup mereka.
Kisah Para Rasul 11:20 adalah bukti nyata bahwa Injil Yesus Kristus bukanlah agama eksklusif untuk satu kelompok etnis atau kebangsaan. Sejak awal, ada visi ilahi untuk menjangkau segala bangsa. Orang-orang Siprus dan Kirene menjadi agen perubahan, membuka jalan bagi Injil untuk diterima oleh orang-orang non-Yahudi. Ini adalah titik balik penting yang meletakkan dasar bagi perluasan Gereja Kristen ke seluruh penjuru dunia yang kita kenal hari ini.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Pertama, tentang pentingnya keberanian dalam berbagi iman. Kedua, tentang relevansi Injil yang melampaui sekat-sekat budaya. Ketiga, tentang bagaimana Tuhan dapat menggunakan orang-orang biasa, dengan latar belakang yang berbeda, untuk mencapai tujuan-Nya yang luar biasa. Antiokhia menjadi pusat penting bagi gerakan Kristen perdana, dan tindakan beberapa orang percaya dari Siprus dan Kirene ini adalah salah satu pilar utamanya. Kisah ini terus menginspirasi kita untuk tidak membatasi jangkauan kasih dan kebenaran Tuhan, melainkan untuk terus memberitakan Injil kepada semua orang, tanpa terkecuali.