"Sebab ia adalah orang baik dan penuh Roh Kudus dan iman. Lalu orang banyak dibawa kepada Tuhan."
Kisah para Rasul pasal 11, ayat 24, menyajikan potret karakter yang luar biasa: Barnabas. Ayat ini bukan hanya sekadar deskripsi, melainkan sebuah kesaksian yang mendalam tentang bagaimana kualitas pribadi seseorang dapat menjadi agen perubahan yang kuat. "Sebab ia adalah orang baik dan penuh Roh Kudus dan iman," demikian bunyi ayat tersebut. Kata-kata ini menggambarkan Barnabas sebagai sosok yang tidak hanya memiliki integritas moral yang tinggi, tetapi juga dipenuhi oleh kehadiran ilahi dan keyakinan yang teguh.
Di tengah dinamika gereja mula-mula yang penuh dengan tantangan dan pertumbuhan pesat, Barnabas muncul sebagai pilar penting. Namanya sendiri, yang berarti "anak penghiburan" atau "anak dorongan," sudah mencerminkan sifatnya yang melayani dan membangun. Ketika kabar tentang pertobatan orang-orang di Antiokhia sampai ke Yerusalem, bukan rasul-rasul yang lain yang pertama kali dikirim untuk memeriksa, melainkan Barnabas. Ini menunjukkan betapa para pemimpin gereja di Yerusalem memercayai penilaian dan karakternya.
Frasa "penuh Roh Kudus" menandakan bahwa hidup Barnabas sepenuhnya dikuasai dan dipimpin oleh Roh Allah. Hal ini bukan berarti dia sempurna, tetapi tindakannya senantiasa selaras dengan kehendak Tuhan. Kebaikan yang terpancar dari dirinya bukanlah sekadar kebaikan sosial, melainkan kebaikan yang berakar dari hubungan pribadi dengan Tuhan. Orang yang dipenuhi Roh Kudus cenderung menunjukkan buah-buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Barnabas adalah manifestasi nyata dari kualitas-kualitas tersebut.
Ditambah lagi dengan "penuh iman," Barnabas memiliki keyakinan yang tidak goyah terhadap janji-janji Tuhan dan kuasa-Nya untuk bekerja melalui orang-orang yang percaya. Iman ini memampukannya untuk melihat potensi kebaikan bahkan di tempat yang mungkin dianggap mustahil oleh orang lain. Ketika ia tiba di Antiokhia dan melihat bukti pekerjaan Tuhan di antara orang-orang bukan Yahudi, ia tidak ragu untuk merangkul mereka.
Dampak dari karakter Barnabas terlihat jelas pada bagian kedua ayat tersebut: "Lalu orang banyak dibawa kepada Tuhan." Kehadirannya, nasihatnya, dan contoh hidupnya menjadi katalisator yang membawa banyak jiwa kepada Kristus. Ia tidak mencari pujian atau pengakuan pribadi, melainkan fokus pada pemuliaan nama Tuhan. Ia mampu membimbing dan memperkuat para percaya baru, serta menjadi jembatan antara komunitas Yahudi dan non-Yahudi dalam gereja. Kemampuannya untuk mengenali dan memupuk potensi orang lain juga terlihat ketika ia kemudian mencari Paulus untuk membantunya dalam pelayanan di Antiokhia.
Kisah Rasul 11:24 adalah pengingat yang kuat bahwa kualitas hati dan kepenuhan Roh Kudus adalah fondasi dari pelayanan yang efektif. Dalam dunia yang sering kali mengutamakan penampilan luar atau kecakapan teknis, ayat ini menekankan pentingnya karakter yang murni dan iman yang hidup. Barnabas mengajarkan kita bahwa menjadi "orang baik dan penuh Roh Kudus dan iman" adalah jalan utama untuk melihat orang banyak dibawa kepada Tuhan.