Kisah para rasul merupakan catatan sejarah yang tak ternilai mengenai bagaimana Injil Yesus Kristus menyebar dari Yerusalem ke seluruh penjuru dunia pada masa awal kekristenan. Bagian yang tercakup dalam Kisah Rasul 13-15 ini merupakan periode krusial yang menandai perluasan misi Paulus dan Barnabas ke wilayah yang lebih luas, serta penyelesaian sebuah perdebatan teologis penting yang membentuk masa depan gereja.
Pasal 13 Kisah Para Rasul membuka lembaran baru dengan perutusan yang dipimpin oleh Roh Kudus kepada Barnabas dan Saulus (kemudian dikenal sebagai Paulus). Mereka diutus dari Antiokhia untuk memberitakan Injil ke Siprus dan Asia Kecil. Perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Di Salamis, mereka memberitakan firman Tuhan di rumah ibadat Yahudi. Kemudian, di Pafos, mereka menghadapi seorang tukang sihir Yahudi bernama Elymas yang mencoba menghalangi pekerjaan Injil. Dalam kuasa Roh Kudus, Paulus menghukum Elymas dengan kebutaan sementara, yang akhirnya membuat gubernur prokonsul, Sergius Paulus, beriman kepada Kristus.
Perjalanan berlanjut ke Asia Kecil, melalui Perge, Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra, dan Derbe. Di Antiokhia di Pisidia, khotbah Paulus disambut baik oleh orang Yahudi dan bukan Yahudi, namun menimbulkan kecemburuan di kalangan pemimpin Yahudi yang mengusir mereka. Di Listra, Paulus menyembuhkan seorang yang lumpuh sejak lahir, sehingga mereka disalahpahami sebagai dewa Zeus dan Hermes. Namun, tak lama kemudian, mereka dilempari batu oleh orang-orang Yahudi yang datang dari Antiokhia dan Ikonium, bahkan Paulus dianggap mati. Ajaibnya, ia bangkit kembali dan melanjutkan perjalanan.
Setelah menyelesaikan misi pertama mereka, Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia dan melaporkan segala sesuatu yang telah dilakukan Allah melalui mereka, khususnya bagaimana Allah telah membuka pintu iman kepada bangsa-bangsa lain. Namun, muncul persoalan baru yang mengancam persatuan gereja: beberapa orang Yahudi yang datang dari Yudea mengajarkan bahwa orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus harus disunat dan memelihara hukum Musa agar dapat diselamatkan. Ajaran ini sangat bertentangan dengan anugerah keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus.
Oleh karena itu, Paulus dan Barnabas, bersama beberapa orang lain, berangkat ke Yerusalem untuk berkonsultasi dengan para rasul dan tua-tua mengenai persoalan ini. Ini adalah momen krusial yang dikenal sebagai Konsili Yerusalem, yang dicatat dalam Kisah Rasul 15. Setelah perdebatan yang panjang, di mana Petrus dan Paulus memberikan kesaksian yang kuat tentang pekerjaan Allah di antara bangsa-bangsa lain, Yakobus memberikan keputusan akhir yang bijaksana. Keputusan ini menyatakan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak perlu disunat atau memelihara seluruh hukum Taurat, tetapi mereka perlu menjauhi kecemaran berhala, percabulan, serta makan daging yang tercekik dan darah. Surat keputusan ini dikirimkan ke gereja-gereja di Antiokhia dan sekitarnya, membawa kelegaan dan kesatuan.
Kisah Rasul 13-15 menunjukkan keberanian para rasul dalam memberitakan Injil ke tempat-tempat yang belum terjamah, ketahanan mereka dalam menghadapi penganiayaan, serta kebijaksanaan gereja mula-mula dalam menyelesaikan perbedaan doktrinal demi menjaga kemurnian ajaran dan persatuan umat. Kisah ini menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui iman kepada Yesus Kristus, yang berlaku bagi semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi.