Sebab demikianlah perintah Tuhan kepada kami: "Aku telah menetapkan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya Engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."
Kisah Para Rasul pasal 13 hingga 16 mencatat babak penting dalam penyebaran Injil Kristus ke berbagai penjuru dunia kuno. Melalui pelayanan gigih Rasul Paulus, bersama dengan Barnabas dan kemudian Timotius serta Silas, pesan keselamatan itu mulai merambah lebih jauh dari komunitas Yahudi, mencapai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Perjalanan misi ini bukanlah tanpa tantangan, namun diwarnai dengan campur tangan ilahi yang luar biasa dan pertumbuhan iman yang mendalam.
Pada awal perjalanan misi pertama mereka, yang tercatat dalam pasal 13, Paulus dan Barnabas diutus oleh Roh Kudus dari Antiokhia. Mereka berlayar ke Siprus, tempat mereka memberitakan firman Tuhan di sinagoge-sinagoge. Di sana, mereka bertemu dengan Barnabas yang lebih dulu dikenal oleh orang Yahudi. Meskipun menghadapi penolakan dari beberapa pihak, mereka juga mengalami keberhasilan, termasuk pertobatan Sergius Paulus, seorang prokonsul Roma, setelah Paulus membutakan Elimas, seorang tukang sihir yang menentang mereka.
Pasal 14 melanjutkan perjalanan mereka ke Asia Kecil, mengunjungi kota-kota seperti Antiokhia di Pisidia dan Ikonium. Di setiap tempat, mereka terlebih dahulu pergi ke rumah ibadat Yahudi, tetapi ketika orang Yahudi menolak, mereka berpaling kepada bangsa bukan Yahudi. Ini adalah sebuah pergeseran paradigma yang monumental, menunjukkan bahwa keselamatan tersedia bagi semua orang yang percaya, tanpa memandang latar belakang etnis atau budaya. Paulus dengan berani menyampaikan bahwa melalui Yesus, janji-janji Allah digenapi.
Namun, pelayanan mereka sering kali dibarengi dengan penganiayaan. Di Listra, Paulus bahkan dilempari batu hingga dianggap mati, tetapi kemudian bangkit kembali. Peristiwa ini menegaskan keberanian dan ketahanan iman mereka dalam menghadapi kesulitan demi menyebarkan Injil. Mereka juga mendirikan para penatua di jemaat-jemaat yang baru terbentuk, memastikan keberlanjutan pertumbuhan rohani di sana.
Pasal 15 mencatat sebuah momen krusial: Konsili Yerusalem. Muncul perdebatan mengenai apakah orang bukan Yahudi yang bertobat perlu disunat dan mematuhi hukum Taurat Musa. Setelah diskusi yang panjang, rasul-rasul dan para penatua di Yerusalem, dipimpin oleh Roh Kudus, memutuskan bahwa bangsa bukan Yahudi tidak perlu mengikuti seluruh tradisi Yahudi. Keputusan ini sangat penting untuk kebebasan Injil dan memungkinkan penyebaran pesan kasih karunia Allah ke lebih banyak orang.
Selanjutnya, pasal 16 menggambarkan perjalanan misi kedua Paulus. Bersama Silas, mereka melakukan perjalanan kembali ke Galatia dan kemudian bergerak ke Makedonia. Kunjungan ke Filipi menandai langkah pertama Injil ke benua Eropa. Di sana, mereka bertemu dengan Lidia, seorang penjual kain ungu yang menjadi orang pertama yang bertobat di Eropa. Meskipun mengalami penganiayaan lagi, bahkan dipenjara dan dicambuk, mereka tetap memberitakan Injil, yang akhirnya membawa pertobatan kepala penjara dan keluarganya.
Kisah-kisah dalam pasal 13 hingga 16 ini memberikan teladan yang kuat tentang keberanian, ketekunan, dan kerelaan untuk melayani. Mereka menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui individu-Nya untuk membawa terang keselamatan ke seluruh dunia, bahkan ketika menghadapi rintangan yang tampaknya tak teratasi. Ini adalah bukti nyata dari janji bahwa keselamatan itu terbentang hingga ke ujung bumi.
Baca juga kisah inspiratif lainnya: Kisah Rasul 17-20: Mengabarkan Kebenaran di Berbagai Kota.