Ayat yang terdapat dalam Kisah Rasul 13:43 ini menjadi titik penting dalam perjalanan misi Paulus dan Barnabas. Setelah mereka menyampaikan firman Tuhan di sinagoge di Antiokhia Pisidia, terjadi sebuah momen krusial. Bukan hanya mereka yang mendengarkan, tetapi ajaran yang mereka sampaikan ternyata begitu membekas di hati banyak orang. Hal ini bukan hanya menarik perhatian orang Yahudi yang hadir, tetapi juga mereka yang bukan keturunan Yahudi namun telah mencari dan takut akan Allah.
Reaksi positif ini menunjukkan bahwa pesan Injil memiliki daya jangkau yang universal. Ia mampu menyentuh hati siapa saja yang terbuka untuk mendengarkan dan mencari kebenaran ilahi, terlepas dari latar belakang etnis atau budaya. "Orang-orang yang takut akan Allah" ini adalah kelompok penting; mereka adalah orang-orang non-Yahudi yang telah terpesona oleh kebesaran Allah Israel dan mulai mengikuti cara hidup Yahudi, namun belum sepenuhnya menjadi Yahudi melalui sunat. Kedatangan Paulus dan Barnabas membawa mereka pada pemahaman yang lebih dalam tentang Yesus Kristus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan.
Pentingnya momen ini terletak pada apa yang terjadi selanjutnya. Para pendengar yang terkesan itu tidak hanya pergi begitu saja setelah ibadah selesai. Sebaliknya, mereka secara aktif mendekati Paulus dan Barnabas. Keingintahuan dan kerinduan rohani mereka mendorong mereka untuk mencari lebih lanjut. Inilah inti dari penyebaran kabar baik: bukan hanya pemberitaan, tetapi juga respons dan pembinaan yang berkelanjutan.
Paulus dan Barnabas tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka melanjutkan dialog, berbicara lebih banyak, dan yang terpenting, menasihati mereka. Nasihat yang diberikan sangat fundamental: "supaya mereka bertekun dalam kasih karunia Allah." Kata "bertekun" menunjukkan pentingnya ketekunan dalam iman. Ajaran baru ini bukanlah sesuatu yang bisa diterima sekali lalu dilupakan. Ia membutuhkan komitmen, pertumbuhan, dan pemeliharaan. Kasih karunia Allah yang telah mereka alami melalui pemberitaan Paulus dan Barnabas adalah dasar dari anugerah keselamatan, dan nasihat ini bertujuan agar mereka tidak goyah dalam keyakinan tersebut.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa pekerjaan pewartaan tidak berhenti pada penyampaian pesan. Ia melibatkan penguatan, pendampingan, dan dorongan agar iman yang baru bertumbuh subur. Para rasul mengerti bahwa iman yang baru lahir perlu dipupuk agar dapat bertahan di tengah berbagai tantangan dan godaan. Mereka menabur benih, lalu menyirami dan merawatnya agar tumbuh menjadi pohon yang kokoh. Kejadian ini adalah bukti nyata bagaimana Injil mulai merasuk ke dalam berbagai lapisan masyarakat, melintasi batas-batas tradisional, dan mengundang setiap orang untuk mengalami kasih karunia Allah yang membebaskan dan memperbaharui.
Ilustrasi: Penyebaran kabar baik dan pertumbuhan iman.