Kisah Para Rasul 14:12 - Mereka Mengira Petrus dan Paulus adalah Dewa

“Dan mereka menyebut Barnabas Yupiter, dan Paulus Merkurius, karena dialah yang berbicara.”

Kisah yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 14:12 merupakan sebuah momen menarik yang menunjukkan dampak luar biasa dari pemberitaan Injil yang dilakukan oleh para rasul. Kejadian ini terjadi di kota Listra, sebuah kota di wilayah Galatia, saat Rasul Paulus dan Barnabas sedang melakukan perjalanan misi mereka.

Di Listra, Paulus baru saja menyembuhkan seorang pria yang lumpuh sejak lahir. Mukjizat ini begitu dahsyat dan terlihat nyata, sehingga penduduk kota menjadi sangat takjub. Reaksi awal mereka bukanlah penerimaan Injil, melainkan kekaguman yang berujung pada penyembahan.

Berdasarkan kebudayaan dan kepercayaan mereka, penduduk Listra menganggap bahwa apa yang dilakukan Paulus dan Barnabas adalah perbuatan ilahi. Mereka mengidentifikasi Barnabas dengan Yupiter, dewa tertinggi dalam mitologi Romawi, karena Barnabas mungkin memiliki perawakan yang lebih tua atau terlihat lebih bijaksana. Sementara itu, Paulus, yang lebih aktif berbicara dan menjelaskan tentang ajaran baru, dianggap sebagai Merkurius, dewa utusan para dewa yang juga dikenal sebagai orator.

Keyakinan mereka begitu kuat sehingga para imam Yupiter di kota itu pun datang dengan membawa persembahan berupa bunga-bunga dan hendak mempersembahkan korban kepada Paulus dan Barnabas. Kejadian ini sungguh membingungkan dan mengejutkan bagi kedua rasul tersebut. Mereka segera menyobek pakaian mereka dan berlari ke tengah-tengah orang banyak, berteriak, “Bapak-bapak, mengapa kamu berbuat ini? Kami hanya manusia biasa, sama seperti kamu; kami datang untuk memberitakan kabar baik kepadamu, supaya kamu meninggalkan berhala-berhala yang sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menciptakan langit dan bumi, dan laut, dan segala isinya.”

Ayat Kisah Para Rasul 14:12 ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, kuasa Allah yang bekerja melalui hamba-Nya dapat menghasilkan tanda dan keajaiban yang luar biasa, yang bahkan dapat menggugah hati orang yang tidak percaya. Mukjizat penyembuhan itu menjadi bukti nyata tentang kehadiran dan kuasa Allah.

Kedua, pentingnya kerendahan hati para hamba Tuhan. Paulus dan Barnabas tidak terbuai oleh pujian dan penyembahan yang mereka terima. Mereka segera mengklarifikasi bahwa mereka bukanlah dewa, melainkan manusia biasa yang diutus oleh Allah. Ini menunjukkan integritas dan fokus mereka pada tujuan utama pelayanan, yaitu memuliakan Allah dan membawa orang kepada-Nya.

Ketiga, ayat ini juga mengingatkan kita tentang betapa mudahnya manusia tersesat dalam penyembahan berhala atau mengagungkan manusia melebihi Sang Pencipta. Penduduk Listra begitu terperangkap dalam tradisi pagan mereka sehingga reaksi mereka terhadap mukjizat justru mengarah pada penyembahan yang keliru. Ini menjadi tantangan bagi kita untuk selalu mengarahkan segala kekaguman dan pujian kepada Allah yang layak menerimanya.

Kisah rasul 14 12 ini, meskipun singkat, memberikan gambaran yang kuat tentang tantangan, reaksi manusia, dan kesetiaan para rasul dalam memberitakan kebenaran, bahkan ketika mereka sendiri dihadapkan pada situasi yang membingungkan dan berbahaya. Ini adalah pengingat bahwa pemberitaan Injil seringkali disambut dengan berbagai macam reaksi, mulai dari kekaguman yang keliru hingga penolakan.