"Orang itu mendengarkan perkataan Paulus dan ia menatap Paulus dengan saksama, karena ia melihat, bahwa ada iman dalam dirinya untuk disembuhkan."
Kisah yang tercatat dalam kitab Kisah Para Rasul pasal 14 ini membawa kita pada sebuah peristiwa yang menakjubkan di kota Listra. Paulus, seorang rasul yang penuh semangat dan karunia ilahi, sedang melakukan perjalanan misinya. Bersama Barnabas, mereka memberitakan Injil dengan keberanian yang luar biasa. Di antara banyak mukjizat dan kesaksian iman yang mereka bawa, pertemuan dengan seorang pria yang lumpuh sejak lahir di Listra menjadi momen yang sangat krusial.
Pria ini, yang tidak disebutkan namanya secara spesifik dalam narasi, telah menghabiskan seluruh hidupnya dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Setiap hari, ia harus ditolong untuk bisa berada di tempat ia biasa duduk, menunggu belas kasihan orang lain. Hidupnya dipenuhi dengan keterbatasan fisik yang mendalam. Namun, ketika ia mendengarkan Paulus berbicara, sesuatu yang berbeda terjadi.
Ayat 9 ini menyoroti sebuah momen penting. Paulus, dalam khotbahnya, merasakan atau melihat sesuatu yang istimewa pada pria lumpuh itu. Bukan sekadar mendengar kata-kata, tetapi ada pengenalan rohani yang mendalam. Paulus melihat bahwa di dalam diri pria itu terdapat potensi iman yang siap untuk diaktifkan. Ini adalah pengakuan bahwa Tuhan bisa bekerja melalui iman seseorang, bahkan iman yang mungkin baru saja bertumbuh atau bahkan belum sepenuhnya disadari.
Reaksi pria itu pun luar biasa. Ia tidak hanya mendengarkan, tetapi dengan saksama menatap Paulus. Tatapan penuh perhatian ini menunjukkan bahwa ada resonansi di dalam hatinya. Ia merasakan kebenaran dalam perkataan Paulus dan melihat sesuatu yang lebih dari sekadar seorang pembicara. Ia melihat seorang utusan Tuhan yang memiliki otoritas ilahi. Tatapan itu adalah pintu gerbang bagi mukjizat yang akan terjadi.
Berdasarkan penglihatan iman pada pria itu, Paulus memerintahkan dengan suara nyaring agar pria itu bangkit berdiri tegak di atas kakinya. Ini adalah perintah yang penuh keyakinan, didukung oleh kuasa Roh Kudus. Dan seketika, pria yang telah lumpuh seumur hidupnya itu melompat berdiri dan mulai berjalan. Peristiwa ini menggemparkan seluruh kota.
Kisah Rasul 14:9 bukan hanya tentang penyembuhan fisik, tetapi lebih dalam lagi, tentang bagaimana iman, sekecil apapun itu, dapat membuka jalan bagi kuasa Allah untuk bertindak. Paulus mengenali "iman untuk disembuhkan" dalam diri pria itu. Ini menginspirasi kita untuk menyadari bahwa Tuhan tidak hanya menunggu iman yang besar dan sempurna, tetapi Ia juga merespons benih iman yang mulai tumbuh, iman yang dipupuk oleh kesaksian dan Firman-Nya.
Peristiwa di Listra ini menjadi pengingat bahwa pelayanan Injil selalu disertai dengan tanda dan mujizat yang meneguhkan. Namun, fokus utamanya tetap pada pengenalan akan Yesus Kristus dan pemulihan hidup yang total, baik secara rohani maupun jasmani. Kisah ini mengajarkan kita untuk memiliki keberanian dalam bersaksi, kepekaan dalam mengenali kebutuhan orang lain, dan keyakinan bahwa iman, ketika diperhadapkan pada kuasa ilahi, mampu menggerakkan hal-hal yang mustahil.