"Sesudah mereka tiba di dekat Misia, mereka mencoba pergi ke Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka." (Kisah Para Rasul 16:7)
Kisah Para Rasul pasal 16 membawa kita pada sebuah titik balik penting dalam perjalanan misi Paulus dan Silas. Setelah melewati berbagai daerah di Asia Kecil, mereka tiba di dekat wilayah Misia. Di sinilah, sebuah momen krusial terjadi yang tidak tercatat secara gamblang dalam firman Tuhan, namun dampaknya sangatlah besar. Ayat ketujuh dari pasal ini, yang membingkai pemikiran kita, menyatakan: "Sesudah mereka tiba di dekat Misia, mereka mencoba pergi ke Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka."
Kata-kata "Roh Yesus tidak mengizinkan" ini bukanlah sekadar penolakan pasif. Ini mengindikasikan sebuah arahan ilahi yang aktif. Paulus dan Silas, sebagai hamba-hamba Tuhan yang penuh semangat, memiliki rencana dan tujuan. Mereka berniat melanjutkan pelayanan mereka ke Bitinia, sebuah provinsi Romawi yang terletak di utara Asia Kecil. Namun, Tuhan memiliki rencana yang berbeda, sebuah rencana yang lebih besar dan lebih jauh jangkauannya. Pengalaman ini mengajarkan kita tentang pentingnya mendengarkan dan menaati pimpinan Roh Kudus dalam hidup kita, terutama dalam menentukan arah pelayanan dan keputusan-keputusan penting. Seringkali, jalan yang kita inginkan bukanlah jalan yang Tuhan siapkan untuk kita.
Perjalanan mereka kemudian berlanjut, dan mereka sampai di Troas. Di Troas inilah, sebuah penglihatan yang gamblang menanti Paulus. Seorang Makedonia berdiri di hadapannya dan memohon, "Datanglah ke Makedonia dan tolonglah kami!" Penglihatan ini bukanlah kebetulan. Ini adalah jawaban atas doa dan penolakan Roh terhadap rencana mereka sebelumnya. Tuhan tidak hanya menutup satu pintu, tetapi Ia juga membuka pintu baru yang lebih besar, sebuah pintu yang mengarah pada misi ke Eropa. Kisah ini menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja secara terencana, mengarahkan langkah para hamba-Nya untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum terjamah.
Peristiwa di Misia dan Troas ini adalah contoh nyata bagaimana strategi ilahi seringkali berbeda dari strategi manusia. Paulus dan Silas mungkin merasa kecewa atau bingung ketika rencana mereka ditolak, namun mereka tetap setia pada pimpinan Roh. Ketaatan mereka inilah yang membuka jalan bagi Injil untuk menyebar ke benua Eropa. Ini adalah awal dari pelayanan yang monumental di Filipi, Tesalonika, dan Berea, yang membentuk fondasi gereja-gereja di salah satu bagian terpenting dunia pada masa itu.
Kisah rasul 16:8, yang berbunyi "Sesudah mereka tiba di dekat Misia, mereka mencoba pergi ke Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka," adalah sebuah pengingat yang kuat bagi kita. Ia mengajarkan bahwa pimpinan Tuhan seringkali tidak mengikuti alur pemikiran kita. Terkadang, kita perlu melepaskan rencana kita sendiri dan mempercayakan sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Penundaan atau penolakan terhadap apa yang kita inginkan bisa jadi adalah cara Tuhan untuk mengarahkan kita pada panggilan yang lebih mulia dan berkat yang lebih besar. Mari kita belajar untuk peka terhadap bisikan Roh, siap untuk mengubah arah ketika Tuhan menghendaki, dan percaya bahwa setiap penglihatan dan arahan-Nya selalu membawa pada tujuan yang lebih baik.