Kisah Para Rasul 20:1

"Sesudah itu, setelah berdiam beberapa lama di sana, Paulus berpamitan dengan saudara-saudara, lalu berlayar ke Siria, bersama Priskila dan Akwila. Ia mencukur rambutnya di Kengkrea karena bernazar."

Ayat pembuka dari Kisah Para Rasul pasal 20 ini membawa kita pada momen krusial dalam pelayanan Rasul Paulus. Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama di kota Efesus, sebuah pusat perdagangan dan keagamaan yang penting di Asia Kecil, Paulus merasa inilah saatnya untuk melanjutkan misinya. Keputusan untuk meninggalkan Efesus bukanlah perkara mudah, mengingat dampak besar yang telah ia dan timnya timbulkan di sana. Kehadiran Paulus di Efesus terbukti telah mengguncang fondasi praktik keagamaan yang menyimpang dan memperkenalkan kebenaran Injil Kristus kepada banyak orang. Namun, panggilan yang lebih besar menanti.

Perjalanan yang direncanakan adalah menuju Siria. Siria pada masa itu mencakup wilayah yang luas, dan kemungkinan besar Paulus bertujuan untuk mengunjungi kembali jemaat-jemaat yang telah ia dirikan di sana atau untuk memperluas jangkauan pelayanannya. Bersama Paulus dalam perjalanan ini adalah Priskila dan Akwila, pasangan setia yang telah menjadi rekan sepelayanan yang tak ternilai. Keberadaan mereka menunjukkan ikatan persaudaraan dan kerjasama yang erat dalam menyebarkan Kabar Baik. Mereka bukan hanya teman seperjalanan, tetapi juga pendukung rohani dan praktis bagi Paulus.

Detail mengenai pencukuran rambut di Kengkrea karena bernazar memberikan sedikit gambaran tentang kehidupan rohani Paulus dan bagaimana ia menghormati tradisi keagamaan sambil tetap berpegang teguh pada imannya kepada Kristus. Bernazar adalah sebuah praktik dalam tradisi Yahudi yang menunjukkan kesungguhan hati dan kerinduan untuk memenuhi janji kepada Tuhan. Tindakan ini bisa jadi merupakan ungkapan syukur atas perlindungan selama di Efesus atau sebagai permohonan berkat untuk perjalanan yang akan datang. Apa pun alasannya, hal ini menekankan kesalehan dan ketaatan Paulus kepada Tuhan.

Meskipun ayat ini singkat, ia menyimpan makna yang mendalam tentang keberanian, pengorbanan, dan visi misi yang tak kenal lelah. Paulus tidak pernah berhenti, ia terus bergerak, didorong oleh kasih Kristus dan kerinduan untuk melihat lebih banyak jiwa diselamatkan. Perjalanannya dari Efesus ke Siria adalah bukti komitmennya yang teguh untuk memberitakan Injil hingga ke ujung bumi. Kisah ini mengingatkan kita bahwa pelayanan seringkali melibatkan perpindahan, perpisahan, dan pengorbanan, tetapi semua itu dilakukan demi tujuan yang lebih mulia. Semangat ini harus terus menginspirasi kita untuk tidak berpuas diri, melainkan terus melangkah maju dalam tugas panggilan kita masing-masing.