Perjalanan rasul Paulus tidak pernah luput dari tantangan dan peristiwa dramatis. Salah satu momen paling menegangkan terjadi di Yerusalem, di Bait Suci, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 21 ayat 35. Setelah menyelesaikan penginjilan yang penuh pengorbanan di berbagai penjuru, Paulus kembali ke Yerusalem untuk membawa persembahan bagi orang miskin di antara orang percaya Yahudi dan juga untuk memenuhi nazarnya. Kepulangannya seharusnya menjadi momen sukacita dan rekonsiliasi, namun sebaliknya justru menjadi awal dari penangkapan dramatisnya.
Sesampainya di Bait Suci, Paulus berusaha untuk menenangkan situasi yang sudah agak tegang di antara orang-orang percaya Yahudi. Namun, kabar kedatangannya telah tersebar dan menarik perhatian orang banyak. Ketegangan itu memuncak ketika sebagian orang Yahudi dari Asia Kecil melihat Paulus di dalam Bait Suci. Mereka mengenalinya dan menyebarkan kabar bohong bahwa Paulus membawa orang non-Yahudi (Timotius) masuk ke dalam pelataran dalam Bait Suci, yang mana itu dilarang keras bagi mereka yang tidak disunat. Tuduhan ini memicu kemarahan massa yang sangat besar.
Kerumunan orang Yahudi yang fanatik mulai menyerbu Paulus. Mereka berteriak-teriak dengan penuh amarah, menuntut agar Paulus "dilenyapkan" atau "disingkirkan". Teriakan ini begitu kuat dan mengancam, menggambarkan tingkat kebencian dan kesalahpahaman yang ditujukan kepada Paulus. Frasa "Enyahkan dia!" menjadi saksi bisu bagaimana prasangka dan penolakan bisa begitu brutal, bahkan di tempat yang seharusnya menjadi rumah ibadah dan perdamaian. Kerumunan ini bertindak tanpa pengadilan atau pertimbangan, didorong oleh emosi yang meluap-luap.
Situasi menjadi semakin genting ketika massa berusaha menyeret Paulus keluar dari Bait Suci. Mereka mulai memukulinya dengan ganas. Dalam kekacauan itu, para pemimpin militer Romawi yang berjaga di Benteng Antonia, yang terletak bersebelahan dengan Bait Suci, mendengar keributan tersebut. Komandan Yulius segera mengerahkan pasukannya untuk melerai kerumunan dan menyelamatkan Paulus dari amuk massa. Paulus berhasil diangkat dan dibawa ke dalam benteng untuk diamankan. Peristiwa ini menunjukkan betapa berbahayanya situasi yang dihadapi Paulus, dan bagaimana campur tangan pihak berwenang Romawi menjadi penyelamatnya dari ancaman fisik yang nyata. Kisah ini tidak hanya menegaskan keberanian Paulus dalam menghadapi perlawanan, tetapi juga betapa dalamnya jurang pemisah dan prasangka yang ada pada masa itu.