Kisah Rasul pasal 22 mencatat kesaksian Paulus di hadapan orang banyak di Yerusalem. Dalam narasi ini, terungkap momen krusial dalam hidupnya, yaitu pertobatannya di jalan menuju Damsyik. Ayat ke-16 dari pasal ini, "Dan sekarang, mengapa engkau ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan basuhlah dosamu dengan berseru kepada nama-Nya!", bukan sekadar pengulangan perintah, melainkan inti dari panggilan yang diterimanya dan seruan untuk bertindak.
Sebelum ayat ini, Paulus (yang saat itu masih bernama Saulus) menceritakan bagaimana ia menjadi saksi peristiwa kematian Stefanus. Ia terlibat dalam penganiayaan terhadap jemaat Kristus, bahkan memiliki surat kuasa dari imam besar untuk mencari orang-orang Kristen di Damsyik. Namun, dalam perjalanannya, sebuah cahaya terang dari langit menyilaukan dia, dan ia jatuh ke tanah. Ia mendengar suara berkata kepadanya, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?"
Setelah peristiwa yang menggemparkan ini, Saulus menjadi buta dan dibawa ke Damsyik. Di sana, seorang murid bernama Ananias menerima penglihatan dari Tuhan untuk pergi dan menumpangkan tangan atas Saulus agar ia dapat melihat kembali dan dipenuhi Roh Kudus. Ananias, meskipun awalnya ragu karena reputasi Saulus sebagai penganiaya, akhirnya taat kepada perintah Tuhan.
Saat Ananias tiba, ia berbicara kepada Saulus, dan kemudian tibalah ayat krusial ini. "Dan sekarang, mengapa engkau ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan basuhlah dosamu dengan berseru kepada nama-Nya!" Perkataan ini memiliki makna yang mendalam. "Mengapa engkau ragu-ragu?" menyiratkan bahwa Saulus, setelah mengalami perjumpaan luar biasa dengan Kristus dan menerima pesan-Nya, seharusnya tidak lagi menunda tindakan imannya. Keraguan bisa saja muncul karena ketakutan akan perubahan, penolakan dari kaumnya, atau ketidakpercayaan pada apa yang baru saja dialaminya.
Perintah untuk "bangunlah" menunjukkan transisi dari keadaan pasif atau kebingungan menuju tindakan yang aktif dan disengaja. Ini adalah ajakan untuk bangkit dari kebingungan dan ketidakpastian menuju kehidupan baru dalam Kristus. Kata "dibaptis" adalah penegasan akan sebuah ritus pemurnian dan identifikasi diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Pembaptisan dalam konteks ini bukan hanya simbol, tetapi juga merupakan ungkapan iman dan penerimaan pengampunan.
Bagian terakhir, "dan basuhlah dosamu dengan berseru kepada nama-Nya!", menekankan dua hal penting. Pertama, pembasuhan dosa bukan karena perbuatan manusia, melainkan melalui kuasa pengampunan yang diterima melalui Kristus. Kedua, "berseru kepada nama-Nya" adalah pengakuan iman yang aktif kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini adalah tindakan ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Kisah Rasul 22:16 menjadi titik tolak transformasi besar dalam kehidupan Saulus. Dari seorang penganiaya gereja yang fanatik, ia bertransformasi menjadi rasul Paulus, seorang misionaris yang paling berpengaruh dalam menyebarkan Injil ke bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ayat ini mengingatkan kita bahwa setelah perjumpaan dengan Kristus, ada panggilan untuk bertindak, untuk melepaskan keraguan, dan untuk secara aktif memproklamirkan iman kita melalui tindakan nyata seperti baptisan dan penyerahan diri.